Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Askrindo Catat Laba Rp687,4 Miliar di September, Meroket 591 Persen
Kantor pusat PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). (dok. Askrindo)

Intinya sih...

  • Askrindo mencatat laba setelah pajak sebesar Rp687,4 miliar hingga September 2025, tumbuh 591,6 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

  • Faktor penopang laba bersih antara lain penerapan prudential underwriting yang memadai serta strategi diversifikasi portofolio bisnis. Premi dari program KUR sudah tembus Rp2,5 triliun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), anggota Holding Asuransi dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG), mencatat laba setelah pajak (net profit) sebesar Rp687,4 miliar hingga September 2025.

Laba standalone ini menyumbang 48 persen dari laba konsolidasi sebesar Rp1,4 triliun, dan tumbuh signifikan 591,6 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Sementara itu, hasil underwriting menjadi kontributor utama pertumbuhan laba, dengan realisasi Rp838,8 miliar, naik 172,1 persen yoy.

2. Faktor penopang laba bersih

ilustrasi membeli premi asuransi kesehatan dan jiwa (freepik.com/rawpixel.com)

Direktur Utama Askrindo, M Fankar Umran mengatakan, pertumbuhan laba bersih didorong oleh penerapan prudential underwriting yang memadai serta strategi diversifikasi portofolio bisnis. Total premi pada bisnis suretyship dan asuransi umum tercatat Rp609 miliar, tumbuh 15 persen yoy.

“Peningkatan premi suretyship terjadi pada bisnis baru dan existing BUMN, serta bisnis asuransi umum dari perusahaan swasta dan BUMN,” ujar Fankar dalam keterangannya, Kamis (13/11/2025).

3. Premi dari program KUR sudah tembus Rp2,5 triliun

Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan pada tahun 2023 tercatat tertinggi di luar pulau Jawa. (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Ia menjelaskan, pendapatan premi Askrindo tidak hanya berasal dari lini bisnis konvensional, tetapi juga didukung oleh program pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hingga September 2025, premi dari program KUR mencapai Rp2,5 triliun, atau 81 persen dari total premi. Capaian ini pun menegaskan peran penting Askrindo dalam mendukung pembiayaan UMKM di Indonesia.

4. Hasil pengelolaan aset investasi capai Rp571,7 miliar per September 2025

ilustrasi obligasi (freepik.com/katiin

Sementara itu, Direktur Keuangan Leonardo Henry Gavaza menambahkan, perusahaan juga mengoptimalkan penempatan dana pada instrumen obligasi.

“Hasil pengelolaan aset investasi hingga September 2025 mencapai Rp571,7 miliar, tumbuh 13 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (yoy),” ujarnya.

Sebagai perusahaan yang masuk kategori KPPE 2, Askrindo memiliki Risk Based Capital (RBC) sebesar 372,3 persen, jauh di atas ketentuan minimum regulator. Berdasarkan data AAUI kuartal II-2025, perusahaan ini merupakan perusahaan asuransi terbesar dari sisi aset dan ekuitas, sekaligus menempati posisi kedua dari sisi perolehan premi asuransi kredit dan premi suretyship.

Hal tersebut menegaskan kekuatan perusahaan baik dari sisi kapasitas maupun kinerja bisnis, sekaligus menunjukkan kemampuan memberikan layanan terbaik kepada pemegang polis.

Untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan, Askrindo terus mengembangkan strategi inovatif di bisnis non-program, memperluas akses UMKM terhadap program pemerintah, serta menguatkan literasi dan inklusi asuransi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkat kinerja dan posisi keuangan yang kuat, Pefindo pun mempertahankan peringkat idAA+ dengan outlook stabil pada Juli 2025, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas dan prospek bisnis perusahaan.

Editorial Team