ilustrasi obligasi (freepik.com/katiin
Sementara itu, Direktur Keuangan Leonardo Henry Gavaza menambahkan, perusahaan juga mengoptimalkan penempatan dana pada instrumen obligasi.
“Hasil pengelolaan aset investasi hingga September 2025 mencapai Rp571,7 miliar, tumbuh 13 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (yoy),” ujarnya.
Sebagai perusahaan yang masuk kategori KPPE 2, Askrindo memiliki Risk Based Capital (RBC) sebesar 372,3 persen, jauh di atas ketentuan minimum regulator. Berdasarkan data AAUI kuartal II-2025, perusahaan ini merupakan perusahaan asuransi terbesar dari sisi aset dan ekuitas, sekaligus menempati posisi kedua dari sisi perolehan premi asuransi kredit dan premi suretyship.
Hal tersebut menegaskan kekuatan perusahaan baik dari sisi kapasitas maupun kinerja bisnis, sekaligus menunjukkan kemampuan memberikan layanan terbaik kepada pemegang polis.
Untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan, Askrindo terus mengembangkan strategi inovatif di bisnis non-program, memperluas akses UMKM terhadap program pemerintah, serta menguatkan literasi dan inklusi asuransi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkat kinerja dan posisi keuangan yang kuat, Pefindo pun mempertahankan peringkat idAA+ dengan outlook stabil pada Juli 2025, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas dan prospek bisnis perusahaan.