Akibat Harga Cabai Meroket, Inflasi Juni Capai 0,55 Persen

Masih ada beberapa kelompok yang deflasi

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,55 persen pada Juni 2019. Jika dikumulatifkan, tingkat inflasi tahun kalender Januari hingga Juni 2019 sebesar 2,05 persen. Sementara secara year on year (yoy) inflasi tercatat sebesar 3,28 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan inflasi hingga Juni 2019 tercatat 3,28 persen. Menurutnya, angka ini masih terkendali dengan melihat target inflasi pemerintah sebesar 3,5 persen.

"Bisa saya simpulkan inflasi Juni terkendali karena berbagai program yang dilakukan pemerintah cukup berhasil," katanya di Kantor Pusat BPS, Senin (1/7).

1. Kelompok bahan makanan penyebab utama terjadi inflasi

Akibat Harga Cabai Meroket, Inflasi Juni Capai 0,55 PersenIDN Times/Auriga Agustina

Dia mengatakan faktor terjadinya inflasi di bulan Juni ialah adanya kenaikan dari kelompok bahan makanan. Yang tertinggi ialah pengaruh dari cabai yang memberikan andil 0,20 persen terhadap inflasi dan kenaikan harga ikan segar memberikan andil inflasi 0,05 persen.

"Inflasi bahan makanan dipengaruhi oleh kenaikan cabai merah, andilnya 0,20 persen. Kemudian, ikan segar 0,05 persen karena cuaca dan selebihnya adalah aneka sayuran seperti tomat sayur, cabai hijau dan lain sebagainya kecil-kecil, andilnya 0,01 persen," ujarnya.

Selanjutnya, kelompok makanan jadi seperti minuman, rokok, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,59 persen dengan andil sebesar 0,1 persen.

Baca Juga: Agustus Deflasi, Pemerintah Targetkan Inflasi Akhir Tahun 3,5 Persen

2. Harga emas sebagai penyumbang inflasi

Akibat Harga Cabai Meroket, Inflasi Juni Capai 0,55 PersenIDN Times/Auriga Agustina

Lebih jauh, kelompok komoditas emas perhiasan turut memberikan kontribusi terhadap inflasi, yakni 0,02 persen. Penyebabnya karena adanya kenaikan harga di 76 daerah yang cukup signifikan.

"Ambil contoh di Serang, tingkat kenaikan harga emas mencapai 6 persen. Lalu, di Tarakan Ternate mengalami kenaikan lima persen. Jadi, dari kelompok sandang, emas juga menjadi penyebab inflasi," ujarnya.

Di samping itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar juga masih mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil 0,04 persen. 

3. Bawang putih menjadi penyumbang deflasi terbesar

Akibat Harga Cabai Meroket, Inflasi Juni Capai 0,55 PersenIDN Times/Holy Kartika

Kendati demikian, masih terdapat beberapa kelompok komoditas yang menyumbang deflasi seperti bawang putih dengan andil -0,06 persen, serta telur dan daging ayam ras dengan andil -0,02 persen. 

4. Kelompok transportasi juga penyumbang deflasi

Akibat Harga Cabai Meroket, Inflasi Juni Capai 0,55 PersenIDN Times/Holy Kartika

Selain itu, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga menjadi penyumbang deflasi sebesar minus 0,14 persen dengan andil minus 0,03 persen. Padahal pada bulan sebelumnya, kelompok ini masih menjadi penyumbang inflasi.

Dari 82 kota yang dipantau BPS, sebanyak 32 kota di antaranya mengalami penurunan harga tiket. Penurunan tertinggi terjadi di Makassar hingga 12 persen, sementara Batam juga turun 11 persen dibanding dengan Mei 2019. 

"Kita tahu tarif batas atas pesawat turun 12 hingga 16 persen pada Mei lalu. Dari kota yang diamati 34 kota harga angkutan udara turun," tuturnya.

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Melambung, Bank Indonesia Antisipasi Inflasi

5. 76 kota alami inflasi sedanngkan 6 kota deflasi

Akibat Harga Cabai Meroket, Inflasi Juni Capai 0,55 PersenIDN Times/Auriga Agustina

Dari 82 kota, Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Antar Kota ( IHK) yang dipantau oleh BPS, terdapat 76 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado, Sulawesi Utara sebesar 3,60 persen, sedangkan terendah di Singaraja,Bali sebesar 0,02 persen.

Kemudian, kota dengan deflasi tertinggi, terjadi di Tanjung Pandan, Belitung sebesar -0,41 persen sementara deflasi terendah di Jayapura, Papua sebesar -0,08 persen.

Baca Juga: BPS Catat Inflasi pada Mei 0,68 Persen, Ini Penyebabnya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya