Arus Kas KAI Bakal Minus Rp3,4 Triliun jika COVID-19 Selesai Agustus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Kereta Api Indonesia memproyeksikan kas perusahaan akan negatif alias minus Rp3,448 triliun hingga akhir tahun. Hal itu lantaran pandemik COVID-19 telah mempengaruhi pendapatan angkutan penumpang perseroan.
Menurut dia, pendapatan angkutan penumpang biasanya rata-rata bisa mencapai Rp23 miliar dalam satu hari, namun dalam kondisi saat ini hanya pendapatan penumpang hanya sekitar 7-10 persen.
“Maka proyeksi arus kas kelihatan Januari-Februari pendapatan PT KAI masih dalam tahapan relatif normal, di mana pendapatan cash yang didapatkan Rp2,3 triliun, Februari Rp1,2 triliun, namun di bulan Maret cash pendapatan kami hanya Rp890 miliar, April Rp684 miliar juga mengalami penurunan, dan Mei menjadi Rp870 miliar,” katanya di Komisi VI DPR, Rabu (28/8/2020).
1. Pendapatan anjlok tapi pembayaran ke pemasok dan karyawan harus tetap dilakukan
Sementara, lanjut dia, pembayaran kepada pemasok dan karyawan terus berjalan. Pada Januari, perseroan mengalokasikan Rp 1,7 triliun kepada karyawan, lalu sebesar Rp749 miliar pada Februari, Rp1,4 triliun pada Maret dan Rp1,2 triliun pada April.
Sehingga, kas yang dihasilkan dari operasional [yakni pendapatan dikurangi pembayaran] hingga akhir tahun, diproyeksikan akan minus.
"Dampak COVID langsung terasa di dalam cashflow kami kalau secara cashflow operasional maka dari cashflow dioperasikan sampai dengan akhir tahun proyeksi kami mengalami negatif Rp2,049 triliun," katanya.
Baca Juga: Daftar 5 BUMN yang Dapat Dana Talangan Rp19,65 Triliun dari Pemerintah
2. Total arus kas bersih hingga akhir tahun, minus 3,448 triliun
Belum lagi, pembayaran bunga dan beban keuangan yang hingga akhir tahun diproyekskan sebesar Rp920 miliar. Perseroan juga memiliki tanggungan pembayaran pajak penghasilan Rp479 miliar hingga akhir tahun.
Jika ditotal, "Pada akhir tahun kas operasional kami akan mengalami negatif Rp3,448 triliun."
3. Hitungan ini dengan asumsi COVID-19 akan berakhir Agustus
Adapun hitungan ini, berdasarkan skenario COVID-19 akan berakhir pada Agustus 2020, di mana asumsi pendapatan dari penumpang dari Mei ke Agustus 2020 besarannya hanya 10 persen.
"Dan nanti September sampai akhir tahun ada kenaikan meski tidak signifikan," katanya.
Baca Juga: Dapat Dana Talangan Rp3,5 Triliun, Ini Rencana Alokasi KAI