Lumpuh Saat Blackout, MRT: Reputasi Tak Bisa Dihitung Ruginya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Moda Raya Terpadu (MRT) William Sabandar enggan mengomentari terkait kompensasi dari PLN sebagai ganti rugi padamnya listrik yang terjadi beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, reputasi MRT Jakarta kerugian penumpang akibat kejadian tersebut tidak bisa dihitung nominalnya.
"Kami ngga bicara kompensasi di sini, karena persoalannya kita kehilangan banyak sekali hal-hal yang tidak bisa dihitung ya, soal reputasi, soal penumpang yang mengalami kerugian," katanya di Jakarta, Kamis (15/8).
Baca Juga: Evakuasi 3410 Penumpang MRT, Manajemen: Kejadian Luar Biasa
1. Meminta PLN tidak mengulangi lagi
Ia meminta PLN untuk berkomitmen agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Saat terjadi blackout tempo hari, kereta MRT terpaksa berhenti di jalur bawah tanah. Penumpang yang terjebak di dalamnya pun segera dievakuasi.
"Kalau menggunakan mekanisme kompensasi PLN kan itu tidak menggambarkan sebenarnya the big think kerugian yang kita terima ya. Yang kita ingin minta adalah komitmen PLN untuk memberikan jaminan bahwa tidak terjadi lagi hal-hal yang seperti kemarin," jelasnya.
2. Operasional MRT bergantung pada pasokan listrik
Lebih jauh ia menjelaskan, operasional MRT Jakarta bergantung pada pasokan listrik> Artinya, jika kehilangan pasokan sumber daya tersebut, MRT akan berhenti secara tiba-tiba.
"Dampak dari kejadian kemarin itu adalah situasi bahwa ternyata pasokan listrik itu bisa terhenti, dan kalau pasokan listrik terhenti operasi MRT otomatis terhenti," tuturnya.
3. MRT rugi materi hingga Rp507 juta
Berdasarkan catatan IDN Times sebelumnya, Moda Raya Terpadu (MRT) mengalami kerugian hingga Rp507 juta akibat pemadaman listrik dan terhentinya pasokan listrik dari PLN ke MRT Jakarta. PT PLN (Persero) pun telah berjanji akan memberikan kompensasi.
Baca Juga: MRT Merugi Hingga Rp500 Juta Akibat Pemadaman Listrik