Menko Airlangga Disebut Gak Paham Soal Resesi, Kenapa? 

Faisal Basri minta pemerintah ubah strategi

Jakarta, IDN Times - Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan pemahaman Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terhadap resesi nol besar. Hal itu lantaran Airlangga pernah mengatakan bahwa jika pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 minus namun angkanya lebih kecil dari kontraksi di kuartal sebelumnya, negara itu tidak dinyatakan mengalami resesi.

"Kata Menko kalau ekonomi kuartal II-2020 5,3 persen minusnya, dan kuartal III-2020 minus 5, itu gak resesi, karena minusnya turun. Ngeri gak pak? komandan ekonominya tidak ngerti resesi apa," ujarnya dalam diskusi virtual Komisi VI DPR RI, Senin (31/8/2020).

1. Komentar Airlangga soal resesi disentil Faisal

Menko Airlangga Disebut Gak Paham Soal Resesi, Kenapa? Ilustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Faisal pun menjelaskan, resesi merupakan kondisi ketika level of output untuk produk domestik bruto (PDB) turun selama beberapa waktu tertentu. Waktu tersebut bisa dalam hitungan bulan hingga tahun.

Hanya saja sesuai konsensus umum di media, resesi terjadi apabila pertumbuhan ekonomi secara dua triwulan berturut-turut mengalami kontraksi.

"Saya katakan tadi, kata Airlangga (Hartarto) kalau minusnya turun gak resesi, ya gak ada itu. Mahfud MD kemarin bilang 99,9 persen resesi, dia bukan menteri ekonomi, tapi lebih tepat," ucapnya.

Baca Juga: Mahfud MD: Indonesia Hampir Dipastikan Resesi

2. Pemerintah diminta ubah strategi fokus menangani COVID-19

Menko Airlangga Disebut Gak Paham Soal Resesi, Kenapa? Faisal Basri, Ekonom Senior dalam Webinar Eps. 6 #MenjagaIndonesia by IDN Times dengan tema "75 Tahun Merdeka, Kok Masih Korupsi" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Untuk itu dia menyarankan pemerintah untuk mengubah fokusnya dari sebelumnya ingin menghindari resesi pada kuartal III-2020, menjadibfokus menangani virus hingga September 2020. Faisal pun menyebut untuk membiarkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 menjadi minus.

"Triwulan III-2020 biarkan minus, kalau minus so what? Kalau skenario yang bapak-bapak bayangkan, barangkali ekonomi cepat pulih, tapi virusnya meningkat lagi. Pemulihannya jadi huruf W nanti kita, bukan huruf V," ucapnya.

 

3. Kuartal III pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan minus

Menko Airlangga Disebut Gak Paham Soal Resesi, Kenapa? Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi turun (IDN Times/Arief Rahmat)

Adapun untuk kuartal III-2020 ini, Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi minus 3 persen. Sementara, hingga akhir tahun pertumbuhan ekonomi bisa mencapai minus 3,8 persen.

Faisal sependapat dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diramal oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD). Lembaga penelitian di bawah PBB itu memprediksi pertumbuhan ekonomi berpotensi terkontraksi hingga akhir 2020.

"Kita jangan bicara pemulihan ekonomi dulu, ini pemulihan ekonomi akan semakin lama. Nah itu yang disebut second wave atau double punch. Saya sependapat dengan OECD yang meramal ekonomi kita akan minus 3,8 persen pada tahun ini," kata Faisal, Senin (31/8/2020).

Baca Juga: Duh, Faisal Basri Prediksi Ekonomi Minus 3,8 Persen hingga Akhir Tahun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya