Penerbangan Tertekan, Pendapatan dari Sektor Udara Hilang Rp207 Miliar

Saat ini hanya tinggal 70 dari 12.703 penerbangan

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan industri penerbangan mengalami tekanan drastis karena penyebaran COVID-19 atau Virus Corona.

Hal itu lantaran jumlah penerbangan di Indonesia saat ini mengalami penurunan yang cukup dalam. "Jumlah penerbangan di Indonesia saat ini hanya 70 atau menurun drastis dari biasanya terdapat 79.000 penerbangan,” katanya, Senin (4/5).

1. Sebanyak 12.703 penerbangan domestik dan international dibatalkan

Penerbangan Tertekan, Pendapatan dari Sektor Udara Hilang Rp207 MiliarCitilink (IDN Times/Dwi Agustiar)

Baca Juga: Sebulan Lebih Bandara Tak Layani Penerbangan Komersial dan Carter

Wajar jika jumlah penurunan penerbangan terjadi, sebab kegiatan masyarakat saat ini dibatasi demi memutus mata rantai Virus Corona. Dia mengatakan sebanyak 12.703 penerbangan domestik dan internasional telah dibatalkan dalam periode Januari-Februari 2020.

Bahkan jumlah penerbangan yang dibatalkan di seluruh dunia mencapai 240.000 penerbangan pada periode yang sama. "Kehilangan pendapatan di sektor layanan udara selama Januari-Februari 2020 mencapai Rp207 miliar," ucapnya.

2. Terjadi potensi kehilangan devisa pariwisata

Penerbangan Tertekan, Pendapatan dari Sektor Udara Hilang Rp207 MiliarMenteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani (IDN Times/Shemi)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, mengatakan pandemik COVID-19 telah berdampak negatif bagi perekonomian dunia yang berawal dari krisis kesehatan menjadi krisis sosial dan kemudian muncul efek domino dalam perekonomian dunia.

Dia mengatakan, selain penerbangan terjadi potensi kehilangan devisa pariwisata akibat menurunnya tingkat okupansi hotel.

3. Confidence index mengalami penurunan tajam pada Maret

Penerbangan Tertekan, Pendapatan dari Sektor Udara Hilang Rp207 MiliarMenteri Keuangan Sri Mulyani (IDN Times/Shemi)

Terlepas dari itu, akibat COVID-19 confidence index merosot sangat tajam yang terjadi pada bulan Maret, jika dikombinasikan dengan gejolak kepanikan voltalitas mengalami gejolak luar biasa yakni 3 kali lipat untuk periode Maret dan mulai stabil pada pertengahan April.

Terkait kasus virus corona di Indonesia, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan jumlah kasus positif virus corona di Indonesia kini mencapai 11.587 kasus. Dengan demikian, terhitung sejak 3 Mei 2020 pukul 12.00 WIB hingga 4 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, kasus positif mengalami kenaikan 395 orang

"Kasus positif terkonfirmasi bertambah 395 orang, sehingga menjadi 11.587 orang," kata Yurianto dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di saluran YouTube BNPB Indonesia, Senin (4/5).

Sementara data dunia mencatat sampai Senin (4/5) per pukul 07.30 WIB ada 3.562.691 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 1.187.442  kasus.

Dari 3,5 juta kasus itu, 248.105 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 1.153.071 orang. Saat ini, tercatat masih ada 2.161.515 kasus virus corona aktif di seluruh dunia. Dengan catatan, 2.111.472 pasien menunjukkan gejala virus corona dan 50.043 dalam kondisi kritis.

Baca Juga: Sektor Penerbangan Lumpuh, Bagaimana Nasib Pilot?  

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya