Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Australia (unsplash.com/Amber Weir)
Bendera Australia (unsplash.com/Amber Weir)

Intinya sih...

  • Proyek Acacia merupakan kerja sama dengan Digital Finance Cooperative Research Centre (DFCRC) dan didukung oleh regulator utama seperti ASIC dan APRA.

  • Pilot CBDC akan diuji pada berbagai platform distributed ledger technology (DLT), seperti Hedera, Redbelly Network, R3 Corda, dan Canvas Connect.

  • Fokus utama Project Acacia adalah aplikasi wholesale, bukan retail. Pilot ini akan berlangsung selama enam bulan ke depan, dengan laporan hasil lengkap dijadwalkan terbit pada paruh pertama tahun 2026.

Jakarta, IDN Times - Bank Sentral Australia mengumumkan langkah besar menuju pengembangan mata uang digital bank sentral (CBDC) untuk sektor wholesale, pada Kamis (10/7/2025). Proyek ini melibatkan sejumlah mitra industri dan akan menggunakan uang serta aset nyata dalam uji coba perdana.

Reserve Bank of Australia (RBA) menyatakan bahwa inisiatif bertajuk Project Acacia akan menguji 19 pilot project yang melibatkan transaksi uang dan aset, serta lima proof-of-concept dengan simulasi transaksi.

1. Kolaborasi industri dan ruang lingkup proyek

RBA mengumumkan bahwa Project Acacia merupakan kerja sama dengan Digital Finance Cooperative Research Centre (DFCRC) dan didukung oleh regulator utama seperti ASIC dan APRA. Proyek ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah Australia yang diumumkan pada Maret 2025 untuk mendorong inovasi aset digital.

“Kasus penggunaan ini mencakup berbagai kelas aset, mulai dari fixed income, private markets, trade receivables, hingga carbon credits,” jelas pernyataan resmi RBA, dilansir Reserve Bank of Australia.

CBA, J.P. Morgan, ASX, dan HQLA X terpilih sebagai mitra utama untuk menguji efisiensi dan likuiditas di pasar repo Australia senilai 350 miliar dolar Australia (Rp3,7 kuadriliun).

“Proyek ini akan memanfaatkan platform tokenisasi multi-aset J.P. Morgan dan solusi mobilitas kolateral HQLA X,” ungkap perwakilan CBA, dikutip Commbank.

2. Teknologi dan platform yang digunakan

RBA menyampaikan bahwa pilot CBDC akan diuji pada berbagai platform distributed ledger technology (DLT), seperti Hedera, Redbelly Network, R3 Corda, dan Canvas Connect. Proyek ini juga akan menguji settlement dengan stablecoin, bank deposit tokens, serta cara baru memanfaatkan exchange settlement account bank di RBA.

“Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan mengurangi risiko operasional,” kata Brad Jones, Assistant Governor RBA, dilansir Reuters.

ANZ terpilih memimpin dua use case terkait tokenisasi trade payables dan obligasi, yang bertujuan mengotomatisasi settlement dan membuka likuiditas baru di pasar wholesale. “Kami berharap pilot ini dapat membuka efisiensi baru di sistem keuangan Australia,” ujar Nigel Dobson dari ANZ.

3. Dampak dan tujuan proyek Acacia

RBA menegaskan bahwa fokus utama Project Acacia adalah aplikasi wholesale, bukan retail. “Keuntungan CBDC wholesale meliputi pengurangan risiko counterparty dan operasional, optimalisasi penggunaan kolateral, serta transparansi yang lebih tinggi,” tutur Brad Jones, Assistant Governor RBA.

Pilot ini akan berlangsung selama enam bulan ke depan, dengan laporan hasil lengkap dijadwalkan terbit pada paruh pertama tahun 2026.

“Hasil dari proyek ini akan menjadi landasan bagi pengembangan infrastruktur keuangan digital di Australia,” jelas pernyataan RBA.

RBA menegaskan bahwa tidak ditemukan manfaat ekonomi untuk CBDC retail, sehingga fokus tetap pada pasar wholesale.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team