Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Kurs rupiah terhadap dolar AS memiliki potensi menguat sepanjang hari ini.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyampaikan bahwa salah satu hal yang mendukung potensi tersebut adalah mulai meredanya kekhawatiran pasar terhadap upaya pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral AS atau The Fed yang lebih cepat.
"Akhir pekan lalu, data tenaga kerja AS, Non Farm Payrolls bulan Mei dirilis di bawah ekspektasi pasar. Hasil ini melegakan pelaku pasar terhadap kemungkinan The Fed akan melakukan tapering atau pengetatan moneter yang lebih cepat," kata Ariston, kepada IDN Times, Senin pagi.
Adapun, tapering tersebut bisa dilakukan oleh The Fed dengan merujuk pada dua indikator, yakni inflasi di atas dua persen dan data tenaga kerja.
Untuk saat ini, tingkat inflasi AS sudah berada pada level di atas dua persen lantaran membanjirnya likuiditas akibat stimulus besar di AS. Kendati demikian, The Fed melihat hal itu belum menjadi alasan pihaknya melakukan pengetatan kebijakan moneter alias tapering.
"Tapi The Fed beralasan bahwa inflasi itu hanya sementara. The Fed melihat angka pekerjaan di AS belum kembali seperti sebelum pandemik sehingga belum ada alasan cukup untuk memperketat kebijakannya saat ini," sambung Ariston.