Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kegiatan posyandu. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)
Ilustrasi kegiatan posyandu. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Jakarta, IDN Times – Pengentasan stunting merupakan salah satu fokus pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Berdasarkan data survei status gizi balita Indonesia (SSGBI), angka stunting di Indonesia mencapai 27,67 persen pada 2019. Adapun target yang dicanangkan Jokowi adalah prevalensi stunting di Indonesia berada di bawah 14 persen pada tahun 2024.

"Saya mengajak kepada seluruh kekuatan bangsa untuk bergerak bersama-sama, bekerja bersama-sama, bersinergi bersama-sama untuk menurunkan stunting dan seluruh akar masalahnya," kata Jokowi pada Juli lalu.

Kemudian, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendi, juga mengajak perusahaan swasta terlibat aktif dalam menekan angka stunting. Menurutnya, perusahaan swasta dan BUMN bisa membuat program penanganan stunting dalam kerangka Corporate Social Responsibility (CSR)

Salah satu perusahaan swasta di Indonesia yang memiliki komitmen dalam memerangi stunting adalah Kalbe Farma. Perusahaan farmasi yang berdiri pada 1966 ini memiliki banyak program untuk menekan angka stunting, mulai dari membagikan susu dan vitamin hingga edukasi kepada ibu hamil serta menyusui.

1. Berikut progam Kalbe dalam upaya menurunkan stunting

Ilustrasi anak stunting (ANTARA FOTO)

Isu stunting menjadi fokus Kalbe Farma yang sesuai dengan tagline perusahaan, yaitu Bersama Sehatkan Bangsa.

Laporan keberlanjutan terkait stunting sendiri sudah dilakukan sejak 2019 di Nusa Tenggara Timur. Juga dilakukan di Sleman dan Madiun pada 2021 dengan menggandeng BKKBN serta KlikDokter dalam edukasi digital.

Pada 2022, Kalbe menggandeng Universitas Yarsi untuk berkolaborasi melawan stunting dalam bentuk edukasi kesehatan, dukungan produk nutrisi untuk perbaikan gizi, dan pengurangan prevalensi stunting.

“PT Kalbe Farma menargetkan program ini yang tidak hanya memberikan dukungan produk, namun juga penelitian untuk membandingkan kondisi saat ini dan kondisi di akhir program, mengenai tolak ukur perbaikan gizi,” tutur Sustainability Manager PT Kalbe Farma Tbk, Abi Nisaka

2. Ini harapan dari kolaborasi Kalbe dengan Universitas Yarsi

Ilustrasi sosialisasi pencegahan stunting (instagram.com/bkkbnofficial)

Kolaborasi Kalbe dengan Universitas Yarsi merupakan bentuk CSR dalam pilar Access to healthcare PT Kalbe Farma. Abi mengatakan, kerja sama dengan Universitas Yarsi akan berlangsung selama 2 tahun ke depan dan sudah dimulai pada 15 Juli 2022.

“(Kalbe dan Universitas Yarsi) sudah menyiapkan fasilitas edukasi, pengukuran parameter gizi, serta penyaluran produk susu untuk ibu hamil termasuk jalur distribusi dan penyimpanan di sana. Program ini untuk awalnya dilakukan selama 6 bulan terhadap 60 ibu hamil. Seiring berjalannya program, tentu ada evaluasinya untuk dilihat perkembangannya,” kata Abi.

“Bersama Universitas Yarsi, kita mau melihat apa dampaknya, dari awal sampai setelah enam bulan. Kalau di-review dan makin baik, kita akan implementasikan di tempat lain. Kita mengharapkan, di akhir kita bisa lihat apakah status gizi ibu betul bisa menjadi baik. Juga begitu melahirkan, anak-anaknya dalam kondisi optimal, berat badannya pun ideal,” tambahnya.

3. Apa sih penyebab stunting?

Ilustrasi pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Menurut Head of Kalbe Nutritionals Research Center PT Kalbe Farma Tbk, Iwan Surjadi Handoko, stunting adalah kondisi ganguan tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan pada usia lebih dari 2 tahun tidak sesuai yang seharusnya, atau berada di bawah pita hijau pada kurva perbandingan tinggi badan dengan umur.

Stunting terjadi karena adanya kekurangan nutrisi yang berulang atau berkepanjangan, sehingga disebut dengan sindrom atau kumpulan gejala, bukan penyakit,” tambahnya.

Iwan menjelaskan, penyebab utama stunting adalah malnutrisi pada bayi yang bisa saja terjadi sejak masa kandungan. Dalam hal ini, sang ibu mengalami kekurangan gizi atau asupan nutrisi. Pola makan tidak baik mengakibatkan ibu sering sakit flu, batuk, diare, sehingga penyerapan ibu untuk janin kurang baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team