Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20250714_150240.jpg
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Senin (14/7/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Masih tunggu keputusan final impor energi AS

  • Hasilnya akan disampaikan Menko Perekonomian

  • Pertamina sudah MoU dengan perusahaan AS untuk impor energi

Jakarta, IDN Times - Keputusan Indonesia untuk merealisasikan belanja energi dari Amerika Serikat (AS) senilai sekitar 15 miliar dolar AS masih menunggu kepastian penurunan tarif bea masuk terhadap produk Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyikapi perkembangan negosiasi yang dilakukan Indonesia dan AS.

"Kami dari ESDM sudah mengalokasikan sekitar 15 miliar dolar AS, sekitar 10-15 miliar dolar AS untuk belanja di Amerika, kalau tarifnya juga diturunkan, tapi kalau nggak berarti kan nggak ada deal dong," kata dia ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/7/2025).

1. Masih tunggu keputusan final

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Senin (14/7/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Saat ditanya apakah impor tetap dilakukan jika tarif AS bertahan di angka 32 persen, mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menyatakan hal tersebut masih akan dievaluasi lebih lanjut.

"Nanti kita lihat lagi ya," kata Bahli menjawab pertanyaan jurnalis terkait kepastian penambahan impor energi dari AS.

2. Hasilnya akan disampaikan Menko Perekonomian

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (IDN Times/Triyan)

Bahlil menambahkan, perkembangan terakhir belum dia ketahui karena keputusan berada di tangan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian yang memimpin delegasi Indonesia dalam pembahasan dengan pemerintah AS.

"Kemarin saya belum tahu perkembangan terakhir, karena yang akan ngomong itu adalah Pak Menko sebagai ketua delegasi," tambahnya.

3. Pertamina sudah MoU dengan perusahaan AS

Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berkomitmen menghasilkan produk avtur dengan kualitas terbaik, salah satunya melalui produk Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dikembangkan di Kilang Cilacap. (dok. Pertamina)

Sementara ini, PT Pertamina (Persero) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah perusahaan energi AS untuk mengimpor energi.

Langkah itu merupakan bagian dari upaya pemerintah menyeimbangkan neraca perdagangan dengan AS di tengah pengenaan tarif tinggi terhadap produk RI.

Berikut rincian MoU:

  • MoU antara PT Kilang Pertamina Internasional dan ExxonMobil.

  • MoU antara PT Kilang Pertamina Internasional dan KDT Global Resource.

  • MoU antara PT Kilang Pertamina Internasional dan Chevron.

Editorial Team