BRI Dinilai Terdepan dalam Penerapan Prinsip ESG

Terbukti unggul di ‘Investasi Hijau’

Jakarta, IDN Times - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menjalankan prinsip ESG atau Environmental (lingkungan), Social (sosial), dan Governance (tata kelola perusahaan) secara masif seiring dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance).

Hal ini diakui oleh pengamat pasar modal yang juga pendiri Sahamology dan CEO Teman Trader, Luqman El Hakiem Syamlan atau Luke Syamlan. Dia menilai bahwa BRI memiliki posisi yang semakin kuat di bidang ESG. 

“Apalagi orang melihat BRI semakin kuat dari sisi sosial melalui pengembangan ekosistem ultra mikro bersama Pegadaian dan PNM. BRI bisa lebih optimistis dalam investasi hijau,” ujarnya.

Seperti diketahui, BRI merupakan perusahaan yang masuk di hampir seluruh indeks berbasiskan ESG, seperti ESG Sector Leaders IDX KEHATI atau IDX ESG Leaders.

1. Tarik investor dengan merilis sustainability bond

BRI Dinilai Terdepan dalam Penerapan Prinsip ESGLanskap gedung BRI. (Dok. BRI)

Luke melanjutkan, fundamental BRI cukup solid dengan laba yang terus bertumbuh. Selain itu, earning per share dan aset juga tumbuh sehingga menjadi kesempatan bagi BRI untuk terus ekspansif.

“Kalau menurut saya, lebih baik BRI mengeluarkan bond karena pasti akan mampu menarik investor. Dengan prestasi BRI dalam ESG, diprediksi bisa sukses seperti sebelumnya dalam sustainability bond,” ujarnya.

Menurut Luke, apabila BRI kembali merilis sustainability bond sebagai perwujudan ‘investasi hijau’, maka akan sangat menarik minat investor. Terlebih, BRI memiliki kinerja sangat baik, dibuktikan pada periode Januari-April 2022, BRI menjadi bank dengan laba tertinggi yang mencapai Rp14,43 triliun atau tumbuh 62,85 persen secara tahunan.

Baca Juga: 65 Persen Portofolio Kredit BRI Implementasikan Prinsip ESG 

2. Porsi penyaluran kredit BRI terbesar diserap oleh sektor UMKM

BRI Dinilai Terdepan dalam Penerapan Prinsip ESGPelaku UMKM sedang mempelajari pembayaran secara digitalisasi di pameran UMKM Gayeng 2022 di Mal Paragon Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Adapun hingga kuartal I-2022, tercatat kurang lebih 65,6 persen atau sekitar Rp639,9 triliun dari total portofolio penyaluran kredit BRI yang mengacu pada penerapan prinsip ESG. Jumlah ini meningkat 13,4 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu, yaitu sekitar 62,9 persen dari total penyaluran kredit atau senilai Rp564 triliun. 

Dari total penyaluran kredit BRI tersebut, porsi terbesar diserap oleh sektor UMKM mencapai Rp568,4 triliun. Kemudian disusul oleh sektor pengelolaan lingkungan berkelanjutan terkait sumber daya alam hayati dan tata guna lahan sebesar Rp45,2 triliun, serta transportasi rendah emisi Rp14,6 triliun.

Terkait prinsip ESG, BRI telah menerapkannya sejak 2013. Pada saat itu, perseroan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mempublikasikan sustainability report. Lalu pada 2017, ESG menjadi isu yang dimanifestasikan dalam kebijakan di tataran internal melalui General Sustainable Finance dan CPO Policy.

3. Terbitkan obligasi berwawasan lingkungan

BRI Dinilai Terdepan dalam Penerapan Prinsip ESGPT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI. (Dok. BRI)

Masih pada 2017, BRI menjadi First Mover on Sustainable Banking. Setahun berikutnya, perseroan diangkat sebagai ketua Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI). Berlanjut pada 2019, BRI menerbitkan sustainability bond senilai US$500 juta dan membuat rencana aksi keuangan berkelanjutan 2019-2024.

Kemudian pada 2020, perseroan melakukan kalkulasi emisi dari gas rumah kaca, dilanjutkan pada 2021 melalui beberapa strategi, seperti mendirikan ekosistem ultra mikro (UMi) dan menghadirkan ESG Desk dan ESG Committee.

Pada Juni 2022, BRI pun menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau green bond dengan menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp 15 triliun, dengan jumlah emisi tahap I di tahun 2022 sebanyak-banyaknya Rp5 triliun.

Hasil penghimpunan dana tersebut akan dialokasikan paling sedikit 70 persen untuk kegiatan usaha atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL). (WEB)

Baca Juga: Ciptakan Keuangan Berkelanjutan, BRI Terbitkan Green Bond Rp5 Triliun

Topik:

  • Ridho Fauzan

Berita Terkini Lainnya