ilustrasi suntikan dana (IDN Times/Nathan Manaloe)
Suntikan modal ini diharapkan mampu memperkuat fundamental perbankan China sekaligus meningkatkan kapasitas penyaluran kredit ke industri strategis seperti kecerdasan buatan dan energi terbarukan.
“Dengan memperkuat modal inti tingkat-1, langkah tersebut akan meningkatkan ketahanan bank dan kapasitas menanggung risiko, sementara juga memungkinkan mereka untuk meningkatkan dukungan kredit untuk industri yang sedang berkembang dan mempercepat pertumbuhan mereka,” ujar Bian Yongzu, Wakil Pemimpin Redaksi Modernization of Management, dikutip dari Global Times, Senin (31/3).
Selain itu, kebijakan ini berpotensi mengembalikan kepercayaan investor terhadap sektor keuangan China yang masih menghadapi ketidakpastian global. Pemerintah China juga berencana menerbitkan obligasi ultra-jangka panjang senilai 1,3 triliun yuan untuk menopang stimulus ekonomi.
Data keuangan menunjukkan bahwa keenam bank BUMN China mencatatkan pertumbuhan laba moderat tahun lalu. Laba bersih CCB naik hampir 1 persen, sementara BOC tumbuh 2,6 persen. Bocom dan PSBC mencatatkan pertumbuhan yang relatif stagnan.
“Mencapai kemajuan dan stabilitas yang seimbang dalam ekonomi Tiongkok membutuhkan sistem keuangan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan,” ujar Bian Yongzu.
Dengan strategi ini, pemerintah China berharap dapat menjaga keseimbangan sistem keuangan sekaligus mempercepat ekspansi kredit ke sektor-sektor unggulan nasional.