Trump Tawarkan Keringanan Tarif ke China Demi Beli TikTok

- Presiden AS siap kurangi tarif China untuk kesepakatan TikTok.
- ByteDance harus cari pembeli non-China sebelum 5 April 2025.
- TikTok digunakan 170 juta warga AS, khawatirkan keamanan nasional.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersedia mengurangi tarif terhadap China untuk mencapai kesepakatan penjualan TikTok. ByteDance, perusahaan induk TikTok asal China, harus menemukan pembeli non-China untuk operasi mereka di AS sebelum 5 April 2025.
Jika, gagal aplikasi TikTok tterancam diblokir di AS pada 5 April 2025.
"Terkait TikTok, China akan memainkan peran dalam hal itu, mungkin dalam bentuk persetujuan, dan saya pikir mereka akan melakukannya. Mungkin saya akan memberi mereka sedikit pengurangan tarif atau semacamnya untuk menyelesaikannya," kata Trump, dilansir The Guardian pada Rabu (26/3/2025).
1. Sekitar 170 juta warga AS menggunakan TikTok
Tawaran ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump serius ingin membeli TikTok. Sebelumnya, AS telah menambahkan tarif tambahan sebesar 20 persen pada semua impor dari China pada Februari dan awal Maret 2025.
"Kami akan menemukan yang terbaik, terbaik untuk negara. Saya lebih mengkhawatirkan negara kita daripada hal lain terkait TikTok," kata Trump, dilansir CNBC.
TikTok yang digunakan oleh 170 juta warga Amerika terancam diblokir karena kekhawatiran keamanan nasional. AS mengkhawatirkan kepemilikan TikTok oleh ByteDance membuat aplikasi tersebut tunduk pada pemerintah China.
Beijing dikhawatirkan akan menggunakan aplikasi video pendek ini untuk memengaruhi politik AS dan mengumpulkan data warga Amerika. Trump juga menyatakan bersedia memperpanjang tenggat waktu April jika kesepakatan belum tercapai.
2. China tolak tawaran Trump
China langsung menolak usulan Trump tentang pengurangan tarif. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun menyatakan pihaknya tidak akan mengubah posisi.
"Pihak China telah berulang kali menyatakan posisi kami terkait TikTok. Sikap pihak China yang menentang pengenaan tarif tambahan juga konsisten dan jelas," ujar Guo, dilansir Strait Times.
Kementerian Perdagangan China menambahkan bahwa Beijing bersedia bekerja sama dengan Washington atas dasar saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan.
Trump sebelumnya juga pernah menggunakan tarif sebagai alat negosiasi dalam pembicaraan TikTok. Pada 20 Januari 2025, hari pertamanya menjabat, Trump memperingatkan akan mengenakan tarif pada China jika Beijing tidak menyetujui kesepakatan TikTok dengan AS.
3. Waktu kesepakatan TikTok semakin mendesak
Wakil Presiden AS JD Vance berharap kesepakatan kepemilikan Tiktok bisa tercapai sebelum tenggat waktu 5 April. Gedung Putih dilaporkan sedang memimpin pembicaraan untuk solusi baru. Rencananya, investor non-China terbesar di ByteDance akan membeli lebih banyak saham dan mengambil alih pengelolaan TikTok di AS.
Beberapa pihak telah menyatakan minat membeli TikTok, di antaranya miliarder Wyoming Reid Rasner. Aplikasi ini diperkirakan bernilai hingga 50 miliar dolar AS (sekitar Rp828 triliun).
TikTok sempat diblokir di AS pada Januari atas keputusan Mahkamah Agung AS. Namun, setelah Trump menjabat, aplikasi tersebut kembali beroperasi setelah mendapat perpanjangan waktu, dilansir Al Jazeera.