Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung Bank Dunia di Washington DC. (Wikimedia.org/Shiny Things)

Jakarta, IDN Times – The World Bank Group pada Sabtu (19/2/2022) mengatakan sedang menyiapkan pencairan dana senilai 350 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp4,9 triliun (kurs Rp14 ribu/dolar) untuk Ukraina.

Dalam pernyataannya, Bank mengatakan dewan grupnya mempertimbangkan untuk melakukan pencairan dana pada akhir Maret sebagai bagian dari rencana pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang untuk negara tersebut.

1. Dukungan Bank Dunia

Personel militer dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan Korps Lintas Udara ke-18 menaiki pesawat angkut C-17 untuk dikirim ke Eropa Timur, di tengah meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia, di Fort Bragg, Carolina Utara, AS, Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolston/WSJ.

Dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Sabtu, Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan kelompok itu akan terus mendukung rakyat dan ekonomi Ukraina untuk kebutuhan pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang.

Para pemimpin bertemu di Munich ketika pasukan nuklir strategis Rusia mengadakan latihan yang diawasi oleh Presiden Vladimir Putin dan AS menuduh pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina siap untuk menyerang.

2. Pembahasan Malpass dan Zelenskiy

Karyawan industri dan layanan penting kota mengikuti sesi latihan militer di luar Lviv, Ukraina, Selasa (25/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Roman Baluk/WSJ.

Pernyataan itu menyebut dana awal dari Bank Dunia akan diikuti oleh dukungan anggaran lebih lanjut dan lebih banyak reformasi, termasuk di bidang energi dan iklim. Malpass dan Zelenskiy juga membahas proyek-proyek untuk Ukraina, termasuk efisiensi energi, infrastruktur, kereta api, dan penguatan ekonomi dan peluang kerja di Ukraina timur.

Pada Senin, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan mereka telah memindahkan sementara beberapa staf dari Ukraina di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang potensi invasi Rusia, bahkan ketika pinjaman dan dukungan mereka untuk negara terus berlanjut.

3. Ketegangan Rusia-Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin (ka) berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (ki) dalam sebuah konferensi pers gabungan menyusul pembicaraan Rusia-Turki di resor Laut Hitam Sochi, Rusia, 22 Oktober 2019. (ANTARA FOTO/Sergei Chirikov/Pool via RUETERS/File Photo/aww/cfo)

Hubungan Rusia dan Ukraina telah memanas dalam beberapa waktu terakhir setelah Rusia meningkatkan jumlah pasukan di perbatasan dengan Ukraina. Hal ini telah membuat banyak negara khawatir bahwa perang bisa meletus.

Rusia telah berulang kali membantah bahwa mereka berencana untuk menyerang tetangganya tetapi telah mengumpulkan sekitar 150 ribu tentara di dekat perbatasan mereka.

Ada juga beberapa klaim mengenai penembakan yang melintasi garis gencatan senjata dari sumber Rusia dan Ukraina minggu lalu. Pada Sabtu, sebagai bagian dari latihan yang direncanakan, Rusia meluncurkan rudal balistik dan jelajah untuk menunjukkan kesiapan nuklirnya.

Editorial Team