Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersama Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris. (Instagram.com/joebiden)

Jakarta, IDN Times – Perekonomian Amerika Serikat (AS) sedang menuju pemulihan dari dampak menghancurkan pandemik COVID-19. Meski masih jauh dari kata membaik, namun investor dan ekonom sudah khawatir ekonomi terbesar di dunia itu mungkin tumbuh terlalu cepat atau mengalami ‘overheating’.

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud para ahli ketika mereka berbicara tentang ekonomi yang terlalu panas atau overheating? Berikut penjelasannya.

1. Ekonomi AS mulai bangkit

Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Lebih dari setahun yang lalu, ekonomi AS menghadapi penurunan terburuk dalam sejarah karena bisnis harus tutup dan negara itu berada di bawah tekanan pandemik COVID-19. Akibat itu, kegiatan ekonomi terhenti musim semi lalu, namun kemudian pulih (rebound) kembali selama musim panas.

Rebound ini sedang berlangsung hingga saat ini, namun ekonomi belum normal. Sebagaimana dilaporkan CNN, ukuran ekonomi AS mencapai hampir 19,1 triliun dolar AS pada akhir Maret, hanya sekitar 166 miliar dolar AS lebih rendah daripada pada yang tercatat akhir 2019 sebelum pandemik melanda. Di sisi lain, jumlah pekerja AS yang menganggur juga mulai turun.

Namun semua kabar baik itu dibayangi ketakutan akan terjadinya inflasi yang tinggi.

2. Daya beli tinggi

Editorial Team

Tonton lebih seru di