ilustrasi kabin (pexels.com/Chris G)
Timeshare sering dijual sebagai “investasi liburan”, tapi kenyataannya, ini lebih mirip utang daripada aset. Begitu kamu beli, nilainya langsung turun, dan kamu masih harus bayar biaya tahunan yang terus naik.
Bahkan menurut American Resort Development Association, timeshare lebih cocok dianggap sebagai pembelian gaya hidup, bukan investasi. Jadi, kamu sebaiknya beli kalau memang niatnya untuk dipakai, bukan berharap dapat keuntungan.
Properti liburan yang jarang ditempati pun bisa jadi beban. Biaya perawatan, pajak, dan pengelolaan sering kali gak sebanding dengan pemasukan dari sewa. Kalau memang mau punya properti, mending yang bisa disewakan aktif dan punya lokasi strategis. Jangan cuma karena pengin punya rumah liburan sendiri.
Gak semua hal mahal layak disebut sebagai aset. Banyak yang sebenarnya justru bikin kamu rugi pelan-pelan tanpa sadar. Boleh aja punya barang-barang ini, asal kamu sadar kalau mereka lebih ke arah gaya hidup, bukan investasi.
Kalau tujuanmu membangun kekayaan jangka panjang, fokuslah pada hal-hal yang nilainya naik seiring waktu, seperti investasi saham, properti produktif, atau bisnis. Dan yang gak kalah penting, jaga gaya hidup tetap sesuai kemampuan. Karena, kadang yang bikin kita merasa kaya bukan apa yang kita punya, tapi apa yang gak perlu kita beli.