Terdapat beberapa jenis barter yang dilakukan oleh masyarakat. Jenis barter yang dilakukan, yaitu:
Barter langsung
Barter langsung ini terjadi ketika dua pihak secara langsung menukarkan barang mereka. Seperti sayur yang ditukarkan dengan ikan, sepatu yang ditukarkan dengan tas ransel, dan sebagainya.
Barter alih
Barter alih ini merupakan sistem barter antara kedua belah pihak. Namun, dari pihak lainnya tidak bisa memanfaatkan barang tersebut, kemudian dialihkan ke pihak lainnya yang bisa memanfaatkannya.
Sistem ini contohnya ketika seorang pedagang sayur menukarkan sayurnya ke pedagang ikan. Namun, dia lupa bahwa di rumah pedagang ikan ternyata sudah memiliki banyak simpanan sayur, kemudian menukarkan sayur tersebut ke pedagang jajanan.
Barter imbal beli
Barter ini dilakukan saat seseorang membeli suatu barang atau jasa, namun di sisi lain seseorang tersebut masih membutuhkan kerjasama. Hal ini bisa dicontohkan seperti seseorang yang membeli sebuah sawah namun tetap memerlukan tenaganya untuk menggarap sawah tersebut.
Sistem barter ini bisa ditemukan di pedesaan yang masih menggunakan sistem paron, atau pembagian hasil. Sebenarnya sistem barter ini lebih menguntungkan daripada sistem jual beli yang ada seperti sekarang ini. Hanya saja, keefektivitasannya kalah jauh dengan sistem jual beli.
Di sisi lain, adanya jual beli menggunakan uang juga ternyata memiliki kekurangan dalam hal nilainya yang terus menurun. Uang memiliki inflasi yang bisa menurunkan nilai tukarnya.
Contoh dari inflasi ini bisa dilihat ketika seseorang yang pada 2010 membeli kambing dengan harga Rp1,5 juta saja. Di 2021 ternyata harga kambing tersebut bisa mencapai Rp2 juta.
Hal ini menunjukkan bahwa uang dengan jumlah yang sama tidak bisa digunakan untuk membeli kambing dengan jenis yang sama. Hal itu menunjukkan penurunan nilai tukar uang yang selalu terjadi dari waktu ke waktu.