Gedung Bank BCA (Website/bca.co.id)
Sebelumnya diberitakan, BCA membukukan laba bersih sebesar Rp31,4 triliun sepanjang 2021 atau naik 15,8 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun 2020.
mengatakan pihaknya tidak berekspektasi mampu meraih laba bersih lebih dari 10 persen sepanjang tahun lalu.
"Laba bersih 15,8 persen ini kita bersyukur sekali. Ini beyond our expectation karena jujur waktu awal 2021 kita perkirakan laba bersih itu di bawah 10 persen karena melihat suasana bisnis, kegiatan masyarakat itu masih cukup sulit," kata Jahja.
Jahja pun kemudian memaparkan capaian penyaluran kredit BCA sepanjang tahun lalu. Dia menyatakan, penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemik.
Pertumbuhan kredit terjadi hampir di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan KPR.
Sejalan dengan hal tersebut, kredit korporasi naik 12,3 persen yoy mencapai Rp286,5 triliun pada Desember 2021 dan menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. Kemudian KPR yang menjadi kontributor tertinggi kedua ikut tumbuh 8,2 persen yoy menjadi Rp97,5 triliun.
Berikutnya, kredit komersial dan UKM juga mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen yoy menjadi Rp195,8 triliun. Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4 persen yoy menjadi Rp36 triliun dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2 persen yoy menjadi Rp11,8 triliun.
Untuk total portofolio kredit konsumer naik 5,1 persen yoy menjadi Rp148,4 triliun.
"Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 8,2 persen yoy menjadi Rp637 triliun di Desember 2021, lebih tinggi dari target pertumbuhan enam persen," ujar Jahja.