Ilustrasi permukiman kumuh (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Bank Indonesia menyebut tingkat inflasi Indonesia yang rendah merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dalam hal ini, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama dengan koordinasi yang sangat erat dengan pemerintah.
"Kebijakan moneter akan secara konsisten dan antisipatif diarahkan untuk mendukung stabilitas dalam rangka pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah," jelasnya.
Kebijakan makroprudensial longgar antara lain melalui insentif likuiditas juga terus ditempuh sehingga mendorong perbankan menyalurkan kredit atau pembiayaan ke sektor prioritas, termasuk ke sektor terkait hilirisasi, pertanian, dan UMKM pangan.
Kebijakan di bidang sistem pembayaran juga terus diakselerasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui perluasan fitur QRIS transfer, tarik, dan setor tunai (Tuntas), kerja sama di tingkat kawasan ASEAN, mendukung penyaluran bansos melalui elektronifikasi transaksi keuangan daerah.
“Kami juga menggerakkan seluruh 46 kantor perwakilan BI untuk berkoordinasi erat dengan Pemda dalam pengendalian inflasi melalui pasar murah, ketahanan komoditas pangan, kerja sama antar daerah, kelancaran distribusi, koordinasi dan komunikasi, serta digitalisasi data,” kata Perry.