Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Pixabay)
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kuartal IV-2025 menjadi momentum penting mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pemerintah telah menggelontorkan dana Rp200 triliun ke sektor perbankan untuk disalurkan ke sektor riil.
Harapannya, dukungan tersebut membuat sektor riil mulai bergeliat, sehingga memberikan dampak ganda terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Taruhan saya adalah, pada kuartal IV-2025, kita berharap pertumbuhan ekonomi bisa melebihi 5,5 persen, dengan dukungan stimulus Rp200 triliun, ditambah dengan berbagai stimulus lain, seperti BLT dan insentif lainnya," kata Purbaya.
Ia menambahkan, sejumlah indikator ekonomi menunjukkan perbaikan signifikan pada kuartal III 2025, meliputi konsumsi rumah tangga dan investasi yang terus terjaga dengan baik, didorong dukungan pemerintah serta koordinasi yang solid antara otoritas moneter dan sektor keuangan.
Penjualan ritel sendiri tumbuh 5,8 persen year-on-year (yoy) pada September 2025, meningkat tajam dari 1,3 persen pada Juni 2025.
"Peningkatan tersebut mencerminkan keyakinan konsumen yang terus membaik terhadap kinerja pemerintahan dan perekonomian secara keseluruhan. Aktivitas manufaktur juga mengalami pemulihan signifikan, kembali berada di wilayah ekspansif pada akhir kuartal III 2025, dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur mencatatkan angka 50,4, dibandingkan dengan kontraksi 46,9 pada Juni 2025. Angka PMI ini terus mengalami perbaikan, mencapai 51,2 pada Oktober 2025, utamanya didorong oleh kenaikan pesanan baru selama tiga bulan berturut-turutm" ujar dia.
Di sisi lain, data perkembangan positif ini juga tercermin dalam surplus neraca perdagangan Indonesia yang mencapai USD 14,00 miliar pada kuartal III 2025, dengan kenaikan signifikan sebesar 63,4 persen qtq dan 112,1 persen yoy.
Di sisi lain, data perkembangan positif juga tercermin dari surplus neraca perdagangan Indonesia yang mencapai 14 miliar dolar AS pada kuartal III 2025. Angka tersebut naik signifikan, masing-masing 63,4 persen secara kuartalan (qtq) dan 112,1 persen secara tahunan (yoy).
“Keberhasilan ini tak lepas dari daya saing produk Indonesia yang semakin meningkat di pasar global,” kata dia.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang menggelontorkan dana Rp200 triliun sebagai bagian dari manajemen kas turut memberikan dampak positif terhadap likuiditas perekonomian. Hal ini terlihat dari pertumbuhan uang primer (M0) yang meningkat 13,2 persen yoy.
Likuiditas perekonomian secara keseluruhan juga terus menguat, seiring kebijakan moneter longgar dan ekspansi likuiditas. Pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat 8,0 persen yoy pada September 2025, meningkat dibanding 6,5 persen yoy pada Juni 2025.
“Koordinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang terus disinergikan semakin memperkuat optimisme bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih dari 5,5 persen yoy pada kuartal IV 2025. Untuk tahun 2025 secara keseluruhan, perekonomian diperkirakan tumbuh sekitar 5,2 persen, dengan dukungan penuh dari stimulus sebesar Rp34,2 triliun yang diprioritaskan untuk mendongkrak pertumbuhan dan daya saing Indonesia di tingkat global,” ucapnya.