Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia menyebut ketidakpastian global kembali meningkat pasca pengumuman kenaikan tarif efektif resiprokal oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah negara maju dan berkembang.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan kebijakan kenaikan tarif resiprokal AS direncanakan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025. Hal itu diperkirakan akan memperlemah prospek pertumbuhan ekonomi global, terutama di negara-negara maju.
"Pertumbuhan ekonomi di AS, Eropa, dan Jepang berada dalam tren menurun, meskipun tengah diterapkannya kebijakan fiskal ekspansif dan pelonggaran kebijakan moneter di negara-negara tersebut. Kinerja ekonomi Tiongkok juga diperkirakan masih belum kuat, di tengah berbagai strategi diversifikasi ekspor," kata Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI, Rabu (16/7/2025).