Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini. (dok. YouTube BPS).
Sebelumnya Badan Pusat Statistik menyebut pergerakan harga beras di sebagian besar kota atau kabupaten Indonesia masih mengalami kenaikan pada periode Maret 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mencatat dari 90 kota atau kabupaten yang dilakukan pemantauan sebanyak 60 daerah mencatatkan kenaikan harga beras secara bulanan (month to month) pada Maret lalu.
Sedangkan untuk di 29 kota atau kabupaten lainnya mengalami penurunan harga beras secara mtm dan 1 kota tidak mencatatkan perubahan.
"Penurunan harga beras mulai banyak terjadi di kota-kota Pulau Jawa dan Sumatera. Meskipun demikian kota-kota di Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur masih mengalami kenaikan harga beras," ujar Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, Senin (3/4/2023).
Lebih lanjut, secara spasial berdasarkan HET, kenaikan harga beras tertinggi tercatat di Luwuk, Sulawesi Tengah yakni sebesar 25,44 persen secara mtm.
Sementara itu, penurunan terdalam terjadi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat yankni sebesar 8,50 persen. Namun, apabila dilihat berdasarkan wilayah, di Pulau Sumatera kenaikan harga beras tertinggi terjadi di Kota Bengkulu, yakni sebesar 2,82 persen.
"Adapun deflasi beras terdalam terjadi di Kota Lhokseumawe yakni sebesar 3,42 persen. Lalu, di Pulau Jawa kenaikan harga beras tertinggi dicatatkan Kota Yogyakarta, yakni sebesar 4,72 persen dan penurunan terdalam di Kota Serang sebesar 4,72 persen," ucapnya.
Sedangkan di Pulau Kalimantan, Kota Palangka Raya mencatat kenaikan harga paling tinggi, yakni 3,11 persen. Di pulau ini tidak terdapat kota atau kabupaten yang mencatatkan deflasi beras, namun kota kenaikan terendah terjadi di Kota Banjarmasin, yakni sebesar 0,23 persen.