Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Boeing (unsplash.com/ Sven Piper)
Boeing (unsplash.com/ Sven Piper)

Intinya sih...

  • FAA menemukan ratusan pelanggaran sistem mutu di pabrik Boeing 737 dan subkontraktor Spirit AeroSystems.

  • Pelanggaran ini mencerminkan kelalaian serius dalam pengawasan dan prosedur mutu pabrik-pabrik tersebut.

  • Insiden ledakan panel kabin akibat hilangnya empat baut penting pada pesawat Alaska Airlines 737 MAX 9.

  • Boeing memasok dua pesawat yang tidak layak terbang untuk mendapatkan sertifikasi kelayakan udara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Federal Aviation Administration (FAA) mengumumkan pada Jum'at (12/9/2025), rencana untuk mengenakan denda sebesar 3,1 juta dolar Amerika Serikat (AS) (Rp50,8 miliar) kepada Boeing. Langkah ini terkait dengan serangkaian pelanggaran keselamatan yang tersebar luas, termasuk kaitannya dengan insiden darurat udara pesawat Alaska Airlines 737 MAX 9 pada Januari 2024.

Insiden tersebut membuat perhatian internasional tertuju pada keselamatan produksi Boeing, mendorong FAA melakukan investigasi mendalam terhadap fasilitas perakitan pesawat Boeing dan pemasoknya selama beberapa bulan terakhir.

1. Pelanggaran sistem mutu di pabrik Boeing

Pada periode September 2023 hingga Februari 2024, FAA menemukan ratusan pelanggaran sistem mutu di pabrik Boeing 737 yang berlokasi di Renton, Washington, serta di pabrik 737 milik subkontraktor Boeing, Spirit AeroSystems, di Wichita, Kansas.

Pada Jum'at (12/9/2025), FAA menyatakan bahwa pelanggaran-pelanggaran ini mencerminkan kelalaian serius dalam pengawasan dan prosedur mutu pabrik-pabrik tersebut.

"Ratusan pelanggaran ini menunjukkan bahwa Boeing gagal menjaga standar kualitas yang diwajibkan untuk keselamatan penerbangan," kata kepala FAA, dilansir CNBC.

Temuan ini termasuk kegagalan dalam memenuhi protokol kualitas yang telah ditetapkan oleh FAA sendiri, yang berdampak pada keandalan produksi pesawat Boeing.

2. Keterkaitan insiden darurat di udara pesawat Alaska Airlines 737 Max 9

Pada Januari 2024, terjadi insiden darurat di udara pada pesawat Alaska Airlines 737 MAX 9 yang mengalami ledakan panel kabin akibat hilangnya empat baut penting. FAA menilai kejadian ini merupakan puncak dari serangkaian masalah mutu yang telah ditemukan sebelumnya di lini produksi Boeing.

Investigasi FAA mengungkapkan bahwa Boeing memasok dua pesawat yang tidak layak terbang untuk mendapatkan sertifikasi kelayakan udara. Kasus ini diikuti oleh tindakan Boeing yang diduga menekan pejabat keselamatan internal agar menyetujui pesawat yang tidak memenuhi standar untuk dikirim sesuai jadwal.

"Tekanan yang diberikan Boeing untuk memenuhi tenggat waktu produksi mengancam standard keselamatan yang kami tetapkan," ujar seorang pejabat FAA.

3. Intervensi Boeing terhadap independensi pejabat keselamatan

FAA juga mengungkapkan adanya intervensi dari karyawan non-ODA Boeing terhadap anggota unit ODA (Organization Designation Authorization) yang bertugas di bawah pengawasan FAA. Pada Jumat (12/9/2025), dilaporkan bahwa karyawan tersebut memaksa rekan kerjanya di unit ODA untuk menandatangani persetujuan pesawat 737 MAX yang sebenarnya gagal memenuhi standar keselamatan.

FAA menegaskan bahwa tindakan ini melanggar prinsip independensi pejabat keselamatan, yang seharusnya bebas dari tekanan internal agar tetap objektif.

"Intervensi terhadap independensi pejabat keselamatan mengganggu integritas proses sertifikasi dan keselamatan penerbangan," menurut pernyataan resmi FAA.

Boeing diberikan waktu 30 hari untuk merespon denda yang diajukan oleh FAA.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team