Korsel Setuju Beli 103 Pesawat Boeing untuk Maskapai Korean Air

- Korean Air setuju membeli 103 pesawat Boeing senilai 36,2 miliar dolar AS.
- Perjanjian termasuk pembelian suku cadang dan mesin pesawat senilai 690 juta dolar AS.
- Pengiriman seluruh pesawat akan diselesaikan pada 2030, Korean Air siap berinvestasi di AS senilai 150 miliar dolar AS.
Jakarta, IDN Times - Maskapai Korea Selatan (Korsel), Korean Air, mengumumkan persetujuan untuk membeli 103 pesawat Boeing generasi terbaru yang nilainya mencapai 36,2 miliar dolar AS (Rp588,4 triliun).
Persetujuan ini disampaikan pada Selasa (26/8/2025), menyusul pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden Korsel, Lee Jae Myung di Washington. Pertemuan ini semakin mempererat hubungan diplomatik kedua negara.
1. Setuju membeli suku cadang dan mesin pesawat dari Boeing

Selain membeli pesawat, Korean Air juga setuju untuk membeli 19 mesin pesawat dari GE Aerospace dan CFM International. Langkah ini untuk memastikan keamanan dan stabilitas perawatan pesawat.
“Perjanjian ini adalah pilihan strategis untuk memperkuat kerja sama Korean Air dengan industri penerbangan AS. Korean Air saat ini berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan penerbangan AS, termasuk Pratt & Whitney, General Electric, Hamilton Sundstrand, dan Honeywell,” ungkapnya, dikutip dari The Korea Times.
Perjanjian pembelian suku cadang dan mesin pesawat ini nilainya mencapai 690 juta dolar AS (Rp11,2 triliun). Sedangkan kontrak perjanjian layanan perawatan pesawat selama 20 tahun nilainya mencapai 13 miliar dolar AS (Rp211 triliun).
2. Pengiriman akan diselesaikan pada 2030
Perjanjian ini termasuk pembelian 20 pesawat tipe 777-9, 25 pesawat tipe 787-10, 50 tipe 737-10, dan 8 tipe 777-8 untuk kargo. Pengiriman seluruh pesawat itu akan diselesaikan pada 2030.
Pembelian ini menjadi yang terbesar dilakukan Korean Air dalam sejarahnya. Keputusan ini sebagai langkah lanjutan setelah mengakuisisi Asiana Airlines dan mempererat hubungan AS dan Korsel.
“Sebagai maskapai nasional, kami menghubungkan penumpang dari Korsel dan AS beserta dengan layanan kargo. Kami juga akan mempererat hubungan bilateral dan melanjutkan investasi di AS,” tuturnya juru bicara Korean Air, dikutip dari Yonhap News.
3. Perusahaan Korsel siap berinvestasi skala besar di AS
Perusahaan Korsel mengungkapkan niat untuk berinvestasi di AS yang nilainya mencapai 150 miliar dolar AS (Rp2.441 triliun). Sudah ada 11 kontrak bisnis antara Korsel dan AS dalam lima sektor, termasuk industri kapal, nuklir, mineral langka, penerbangan, dan gas alam.
“Tujuan kami untuk memperdalam hubungan kedua negara dalam kerangka yang lebih besar dan meningkatkan ekspansi fasilitas manufaktur. Kami akan membuka lembaran baru dari pengembangan manufaktur Korsel dan AS,” tandas Kepala Federasi Industri Korsel, Ryu Jin.
Kementerian Perdagangan Korsel menyatakan bahwa pihaknya akan berusaha keras dalam memaksimalkan hubungan bisnis antara Korsel dan AS.