Business Class Pesawat Garuda Airbus A330-900neo (IDN Times/Kevin Handoko)
Menurut Direktur Program dan Kebijakan Prasasti Center for Policy Studies, Piter Abdullah perombakan direksi itu adalah keputusan tepat yang mencerminkan penerapan prinsip meritokrasi dan profesionalisme di tubuh BUMN penerbangan nasional itu.
Piter Abdullah mengatakan, langkah pergantian manajemen ini menandai babak baru dalam restrukturisasi Garuda Indonesia yang sebelumnya telah mencakup penataan kewajiban, efisiensi armada, dan penguatan struktur keuangan.
“Pergantian ini bukan sekadar rotasi jabatan, tetapi bagian dari proses penyembuhan menyeluruh. Kita melihat adanya komitmen untuk menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat,” tutur Piter.
Restrukturisasi Garuda kini berada di bawah pengawasan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara Indonesia), lembaga pengelola aset strategis negara yang berperan memastikan setiap keputusan korporasi dijalankan sesuai prinsip good corporate governance dan akuntabilitas publik.
“Danantara bukan operator bisnis, tapi pengarah tata kelola. Mereka memastikan proses berjalan berdasarkan profesionalisme, bukan pertimbangan politik,” ucap Piter Abdullah.
Dia menambahkan, pendekatan merit-based yang diterapkan dalam pemilihan direksi, termasuk pelibatan profesional berpengalaman internasional, menjadi sinyal kuat bahwa Garuda bergerak menuju standar global tanpa kehilangan kendali nasional.
Keputusan untuk melibatkan profesional asing di jajaran direksi, menurutnya, juga dilakukan melalui mekanisme resmi dan persetujuan BP BUMN. Langkah ini mempertimbangkan kebutuhan kompetensi spesifik pada fase transformasi saat ini.
“Pelibatan profesional internasional bukan berarti kurangnya kemampuan nasional, melainkan strategi untuk memperluas perspektif global dan mempercepat proses transfer pengetahuan. Semua arah strategis dan kebijakan utama tetap di bawah kendali pemegang saham negara,” tutur Piter Abdullah.