Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Konferensi Pers RDG BI edisi Februari. (IDN Times/Triyan P)

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan ketidakmerataan atau divergensi pertumbuhan ekonomi global masih berlanjut di tahun ini. Hal ini sejalan dengan meningkatnya ketidakpasian global. 

Perry melihat ketidakpastian pasar keuangan global tinggi dipengaruhi kebijakan tarif impor AS yang lebih cepat dan lebih luas dari perkiraan semula serta arah kebijakan moneter The Fed. Dengan risiko ini, dia mengingatkan perlunya penguatan respons kebijakan dari dalam negeri guna menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Ketidakpastian global yang tetap tinggi ini terus memerlukan penguatan respons kebijakan yang terus ditingkatkan sehingga dapat dimitigasi dampak rambatannya untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik," papar Perry.

1. Perekonomian AS diperkirakan tetap kuat ditopang konsumsi rumah tangga

Ilustrasi Perkembangan Ekonomi Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ia menegaskan perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan tetap kuat ditopang oleh konsumsi rumah tangga seiring upah dan produktivitas yang tinggi serta perbaikan investasi.

Sementara itu, ekonomi Eropa, China, dan Jepang masih lemah dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat serta kinerja eksternal yang menurun sejalan dengan perekonomian global yang melambat dan dampak dari implementasi kenaikan tarif impor oleh AS. Ekspansi ekonomi India juga tertahan akibat proses konsolidasi fiskal dan investasi yang belum kuat. 

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia 2025 diprakirakan sebesar 3,2 persen," jelasnya.

2. Ekspektasi penurunan The Fed lebih terbatas

Editorial Team

Tonton lebih seru di