Kantor bank CIMB Niaga di Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)
Mengutip situs resminya, CIMB Niaga melaporkan melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp4,4 triliun pada semester I-2025.
CIMB Niaga juga menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 24 persen dan 87,3 persen.
Sementara itu, total aset konsolidasian adalah sebesar Rp357,9 triliun per 30 Juni 2025, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp261,9 triliun atau naik 4,8persen secara tahunan/year on year (yoy), menunjukkan rasio current account and savings account (CASA) yang baik sebesar 69 persen.
CASA meningkat sebesar 10,9 persen yoy, dikontribusikan oleh upaya CIMB Niaga untuk membina hubungan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital.
Jumlah kredit atau pembiayaan juga naik 6,8 persen yoy menjadi Rp231,8 triliun, terutama dari pertumbuhan yang baik di berbagai segmen utama. Perbankan Korporasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,3 persen, sementara Usaha Kecil Menengah (UKM) naik 7,3 persen yoy serta Perbankan Konsumer tumbuh 4,7 persen yoy.
Kenaikan tertinggi di kredit atau pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 26,7 persen yoy.
"Pada semester pertama 2025, CIMB Niaga mencatatkan kinerja yang baik, mencerminkan implementasi strategi yang dijalankan secara konsisten dan disiplin. Kami mencatat pertumbuhan kredit yang baik dan terukur sesuai dengan profil risiko dan kondisi pasar," kata dia.
"Di saat yang sama, kami tetap menjaga kualitas aset yang stabil, tingkat permodalan dan likuiditas yang kuat, serta sumber pendapatan yang terdiversifikasi dengan baik, sehingga dapat memperkuat posisi kami di industri," tutur Lani.