ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)
Nilai impor secara tahunan (year on year/yoy) turun 3,81 persen, dengan rincian nilai impor migas naik 5,35 persen dan impor nonmigas juga turun 5,57 persen.
"Ini melanjutkan tren penurunan secara tahunan yang telah terjadi selama 6 bulan berturut-turut," ucap Pudji.
Nilai impor menurut jenis penggunaan alami penurunan secara tahunan, kecuali pada impor barang konsumsi yang meningkat 13,46 persen (yoy) dikarenakan peningkatan cerelia, gandum, dan beras.
"Kemudian bahan baku penolong turun 4,43 persen (yoy), sedangkan barang modal turun hingga 9,91 persen (yoy) menjadi penurunan tertinggi," ucap Pudji.
Sementara itu, nilai impor barang konsumsi meningkat sebesar 40,1 juta dolar AS atau naik 1,99 persen (mtm), bahan baku penolong turun 135,7 juta dolar AS atau 0,97 persen (mtm) Barang modal turun 384,2 juta dolar AS atau 10,51 persen (mtm).
"Ini didorong oleh penurunan impor mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya, dan kendaraan dan bagiannya dan kendaraan udara dan bagiannya. Bahan baku penolong menyumbang setidaknya 72,15 persen (mtm) dari total impor Desember 2023," tutur Pudji.
Dengan demikian, total impor Januari-Desember 2023 mencapai 221,89 miliar dolar AS atau turun 6,55 persen dibandingkan 2022. Rinciannya impor non migas 186,06 miliar dolar AS atau turun 5,57 persen dan impor migas capai 35,83 miliar dolar AS
"Impor nonmigas 186,06 miliar dolar AS atau turun 5,57 persen. Sedangkan impor migas capai 35,83 miliar dolar AS atau turun 11,35 persen. Jika dilihat menurut penggunaan impor sepanjang tahun 2023, nilai impor tertinggi terjadi bahan baku penolong," tuturnya.