Krisis BBM, Kuba Batalkan Perayaan Hari Buruh

Kelangkaan BBM lumpuhkan Kuba

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kuba akhirnya terpaksa membubarkan perayaan tahunan Hari Buruh pada Senin (1/5/2023). Pasalnya, negara Karibia tersebut tengah menghadapi krisis bahan bakar minyak (BBM) akut lantaran keterlambatan pasokan impor minyak dan sanksi Amerika Serikat (AS). 

Sebelumnya, Parlemen Kuba kembali memilih kembali Miguel Diaz-Canel sebagai presiden untuk periode kedua. Ia memiliki tugas berat untuk memulihkan kembali negara komunis itu di tengah krisis ekonomi akibat pandemik COVID-19 dan sanksi AS. 

Baca Juga: Krisis Energi, Hungaria-Serbia Bangun Pipa untuk Salurkan Migas Rusia 

1. Pembatalan parade Hari Buruh pertama akibat masalah ekonomi

Pembatalan parade Hari Buruh Internasional yang digelar setiap 1 Mei ini membuat Lapangan Revolusi di Havana tampak kosong. Padahal, parade itu selalu diadakan setiap tahunnya untuk memperingati dan mengapresiasi pekerja yang jadi simbol komunisme. 

Ini juga menjadi pertama kalinya parade Hari Buruh di Kuba dibatalkan dengan alasan ekonomi sejak pertama kali diadakan pada 1959. Meski begitu, acara lokal berupa long-march dari warga setempat masih diadakan untuk memperingati hari penting tersebut, diaporkan BBC.

Pada 2020 dan 2021, parade Hari Buruh juga terpaksa dibatalkan akibat merebaknya pandemik COVID-19 di negara Karibia tersebut. Baru pada 2022, parade Hari Buruh kembali diadakan setelah berkurangnya kasus kematian akibat virus COVID-19. 

Baca Juga: Miguel Diaz-Canel Terpilih Kembali sebagai Presiden Kuba 

2. Krisis BBM landa Kuba dalam beberapa pekan terakhir

Kelangkaan BBM melanda Kuba dalam beberapa pekan terakhir. Peristiwa ini mengakibatkan antrean panjang mobil untuk mengisi BBM di sejumlah tempat pengisian BBM. Bahkan, pengemudi terpaksa menginap di dalam kendaraannya untuk mendapat jatah, dilansir El Pais.

Kepala Program Amerika Latin dan Karibia di University of Texas at Austin, Jorge Pinon mengatakan kasus ini punya kaitan dengan Venezuela. Sebab, Kuba dan Venezuela setuju barter dokter dan guru dengan minyak mentah sejak tahun 2000. 

Sayangnya, dalam 2 dekade terakhir Venezuela mengalami penurunan pendapatan dari penjualan minyak di pasar internasional. Alhasil, ekspor minyak Venezuela ke Kuba turun hingga 50 persen akibat kasus korupsi, kesalahan manajemen, dan sanksi. 

Dikutip The Guardian, terdapat perubahan haluan Venezuela di tengah perang Rusia-Ukraina. Kini, AS memperbolehkan pembelian minyak dari Venezuela untuk menggantikan impor minyak Rusia, sehingga minyaknya mungkin akan dikirim ke AS. 

Sedangkan Kuba menghadapi dilema lantaran memiliki minyak mentah, tapi kualitasnya kurang baik. Mereka pun harus menelan biaya besar dalam proses pengubahan ke BBM jika memilih produk minyak dalam negeri. 

Baca Juga: Cegah Krisis Energi, Uni Eropa Kirim Bantuan Rp3,95 T ke Moldova

3. Persatuan Pekerja gelar parade lewat Twitter

Konfederasi Pekerja Kuba (CTC) dan afiliasi persatuan pekerja lainnya menyerukan aksi parade lewat Twitter di tengah pembatalan parade. Mereka mengunggah postingan dengan sejumlah tagar pada pukul 08.00 dan siang hari. 

CTC dan sejumlah afiliasinya juga mengungkapkan pesan terbuka soal persatuan dunia dan melawan krisis ekonomi, serta penolakan terhadap kebijakan imperialis AS terhadap negara kepulauan tersebut. 

Dilaporkan Prensa Latina, CTC mengumumkan penundaan parade dari sebelumnya dijadwalkan pada Senin (1/5/2023) menjadi Jumat (5/5/2023). Mereka menyebut penundaan ini dikarenakan alasan cuaca yang tidak menentu. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya