Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bursa efek (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi bursa efek (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Bursa Efek Thailand hentikan perdagangan setelah gempa 7,7 M di Myanmar, menyebabkan evakuasi massal dan kerusakan parah.
  • Perdagangan di SET, MAI, dan TFEX dihentikan untuk mencegah kepanikan pasar, indeks SET anjlok 1,05 persen.
  • Gedung tinggi bergoyang di Bangkok, gedung pemerintah ambruk menimbun puluhan pekerja, layanan transportasi dihentikan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Bursa Efek Thailand (SET) menghentikan seluruh aktivitas perdagangan pada sesi siang, Jumat (28/3/2025), setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar. Guncangan dahsyat ini terasa hingga Thailand dan Vietnam, memicu evakuasi massal serta menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah.

Gempa terjadi pada pukul 13.21 waktu Bangkok di barat laut Sagaing, Myanmar, dengan kedalaman 10 km. Beberapa saat kemudian, gempa susulan berkekuatan 6,4 magnitudo kembali mengguncang wilayah yang sama. Setidaknya tiga orang tewas setelah sebuah masjid di Myanmar runtuh, sementara junta militer negara itu menetapkan keadaan darurat di enam wilayah dan meminta bantuan kemanusiaan internasional.

1. Bursa efek Thailand menghentikan perdagangan

ilustrasi indeks pasar saham (pexels.com/Kindel Media)

Bursa Efek Thailand segera mengambil langkah tegas dengan menghentikan perdagangan untuk mencegah kepanikan pasar.

“Sehubungan dengan insiden gempa bumi, Bursa Efek Thailand dengan ini mengumumkan penghentian segera semua aktivitas perdagangan,” demikian pernyataan resmi SET yang dikutip dari One India, Jumat (28/3/2025).

Penghentian ini mencakup semua pasar, termasuk SET, Market for Alternative Investment (MAI), dan Thailand Futures Exchange (TFEX), untuk sesi perdagangan siang.

Indeks SET anjlok 1,05 persen ke level 1.175,45 poin, posisi terendah dalam lebih dari satu pekan. Tekanan jual semakin besar akibat sentimen negatif dari kebijakan tarif otomotif baru Amerika Serikat.

2. Bangkok dilanda kepanikan dan kerusakan

ilustrasi alat pendeteksi gempa (CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Di Bangkok, dampak gempa terasa signifikan. Gedung-gedung tinggi bergoyang hebat, air dari kolam renang di atap gedung tumpah ke jalan, dan warga panik berhamburan ke luar.

Sebuah gedung pemerintah setinggi 30 lantai yang masih dalam tahap konstruksi ambruk dalam hitungan detik, menimbun puluhan pekerja di bawah reruntuhan. Polisi dan tim medis melaporkan bahwa satu orang tewas dan 43 pekerja lainnya masih terperangkap.

Kondisi semakin kacau dengan dihentikannya layanan BTS Skytrain dan transportasi bawah tanah.

“Seluruh bangunan bergoyang—orang-orang berlari menuruni eskalator, puing-puing berjatuhan,” kata Fraser Morton, seorang turis asal Skotlandia yang terjebak di pusat perbelanjaan saat kejadian.

Otoritas kota segera menetapkan status darurat untuk mempercepat respons bencana. Ratusan warga dievakuasi ke taman-taman terbuka seperti Benjasiri Park, sambil terus menghubungi keluarga mereka di tengah ketidakpastian.

3. Vietnam juga merasakan dampaknya

Bendera Vietnam (pexels.com/Hugo Heimendinger)

Di Vietnam, gempa juga menyebabkan kepanikan massal. Di ibu kota Hanoi, ratusan orang berhamburan keluar dari gedung-gedung tinggi setelah merasakan getaran kuat.

Vy Nguyen, seorang pekerja di gedung perkantoran di pusat Kota Ho Chi Minh, menggambarkan suasana mencekam saat gempa terjadi.

“Lampu gantung bergoyang sangat kuat,” katanya, dikutip dari The Business Times, Jumat (28/3).

Ia juga menambahkan bahwa suara kaca jendela terdengar seperti akan pecah, sementara beberapa rekannya bersembunyi di bawah meja.

Di Distrik Hai Ba Trung, beberapa warga melaporkan merasakan dua kali getaran, mengindikasikan dampak dari gempa utama dan susulannya.

Sementara upaya penyelamatan masih berlangsung di Thailand dan Myanmar, otoritas China telah mengeluarkan peringatan potensi tsunami, menurut laporan CCTV. Masyarakat di kawasan terdampak tetap waspada menghadapi kemungkinan gempa susulan yang bisa kembali mengguncang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team