Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Konferensi pers Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023 (Dok. GudangAda)

Jakarta, IDN Times – GudangAda merilis sebuah studi terkait kondisi industri business to business (B2B) yang bergerak di sektor fast moving consumer good (FMCG). Bersama Center of Economic and Law Studies (CELIOS), GudangAda merilis hasil riset yang bertajuk “Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023”.

SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda, Yuanita Agata mengatakan sebagai platform digital penyangga Usaha Kecil Menengah (UKM), GudangAda merilis studi ini agar publik bisa memahami terkait kondisi bisnis B2B FMCG.

Upaya ini juga diharapkan membuka peluang kolaborasi pelaku usaha di potensi pasar B2B FMCG. Ini dilakukan di tengah tantangan transformasi digital pada industri B2B pada percepatan pemulihan ekonomi dan penguatan potensi UKM pada 2023.

"Hasil studi CELIOS ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaku bisnis rantai pasok Indonesia dalam mengkaji lanskap bisnis B2B, serta mengatur strategi bisnis terbaik untuk menghadapi tantangan ekonomi dari sudut pandang inovasi digital di industri B2B FMCG,” kata Yuanita dalam keterangan tertulisnya.

1. 60 persen UKM sudah merasakan manfaat digitalisasi

Ilustrasi online shop (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Dari hasil studi tersebut dipaparkan bahwa 60 persen UKM Indonesia sudah merasakan manfaat dari penerapan digitalisasi pada bisnisnya untuk mempermudah mencari supplier, memasarkan produk mereka di media sosial hingga menjangkau pelanggan.

Yuanita menambahkan berdasarkan dengan hasil studi dan pengalaman semua pihak yang terlibat akan menumbuhkan insight bisnis yang tepat khususnya di tahun 2023.

2. 5 temuan menarik dari riset GudangAda

Ilustrasi transaksi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan saat ini pasar Indonesia sedang berada di masa transisi dari Fase 2 (customer process portal) menuju Fase 3 (multi-channel infrastructure).

"Kehadiran platform B2B digital seperti GudangAda dapat berperan efektif dalam mengakselerasi transisi tersebut melalui ragam layanan bisnis digital yang terintegrasi kepada segenap pemain di industri B2B, mulai dari Prinsipal hingga pelaku bisnis level UKM seperti pemilik toko dan warung,” ungkap Bhima.

Dari riset yang dilakukan GudangAda dan CELIOS, ditemukan 5 hal yang cukup menarik, antaralain.

1. Tantangan besar UKM dalam mengembangkan usaha pasca pandemik pada toko modern sebesar 38 persen, konsumen bayar utang 31 persen dan lokasi usaha yang tidak menguntungkan 27 persen.

2. Peluang eskalasi volume B2B FMCG di Indonesia pada 2023 dinilai masih besar dengan potensi bisnis UKM Indonesia.

3. Platform B2B digital sebagai penyedia saluran distribusi dari produsen, penjual hingga ke end-user menjadi tren di berbagai industri

4. Pada 2023, berbagai tantangan perkembangan industri B2B dari rendahnya literasi keuangan, kesenjangan akses digital dan pembiayaan bagi UKM yang diwaspadai B2B FMCG di Indonesia.

5. Prinsip strategi 4P , Pembuatan aplikasi terintegrasi secara end-to-end, Penguatan saluran distribusi, Penjualan terfokus pada penjual strategis di area tertentu, Penjagaan rasio biaya untuk stabilitas harga pasar.

3. Prediksi tren bisnis B2B di Indonesia

ilustrasi UMKM go online (unsplash.com/@blakewisz)

Berdasarkan hasil riset yang sudah dilakukan, GudangAda dan CELIOS memprediksikan kebutuhan sistem one-stop solution percepatan validasi data secara realtime akan mengikuti cepatnya perkembangan pasar.

Pendeketan multisaluran yang bertumbuh dengan pesat akan menjadi salah satu upaya di industri B2B FMCG dan permintaan one-stop financing dengan tenor yang disesuaikan kebutuhan UKM serta keamanan data para pelaku usaha akan menjadi tren yang dari industri ini di 2023.

“Memasuki tahun 2023, GudangAda sebagai penyedia platform digital B2B fokus pada aspek strategis untuk mencapai posisi terbaik dalam mengarungi persaingan bisnis," kata Yuanita.

Dia memaparkan berbagai langkah yang bisa mendukung hal tersebut, di antaranya membangun jalur distribusi yang lebih efisien guna dukung perkembangan bisnis principal and strategic sellers di area strategis. Menurutnya, GudangAda juga mengutamakan sustainability dengan menciptakan level margin yang sehat antara principal dan mitra bisnis.

Selain itu, kata dia, GudangAda fokus pada strategic buyer dan seller. dengan meningkatkan literasi digital mitra dalam memaksimalkan fitur layanan di dalam aplikasi mereka. Mereka juga menyediakan akses kredit produktif yang aman bagi mitra bisnis UKM.

Editorial Team