Cadangan Devisa Juni Capai US$140,2 Miliar

05 Jul 2024, 13:07 WIB

Triyan Pangastuti

Ilustrasi uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

Cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2024 mencapai 140,2 miliar dolar AS atau setara Rp2.285,26 triliun
Kenaikan cadangan devisa dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah
Posisi cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia per akhir Juni 2024 mencapai 140,2 miliar dolar AS atau setara Rp2.285,26 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS). Cadangan devisa ini naik 1,2 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya 139 miliar dolar AS.

"Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah di tengah kebutuhan stabilitas nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," ucap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Jumat (5/7/2024).

1. Cadangan devisa berada di atas standar kecukupan internasional

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia menjelaskan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor, atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ucapnya.

2. BI pastikan cadev memadai jaga stabilitas dan prospek ekonomi nasional

Ilustrasi upah (IDN Times/Arief Rahmat)

Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga dapat terus mendukung ketahanan sektor eksternal.

"Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal," ungkap Erwin.