Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin buka suara terkait penahanan Wakil Ketua DPW PKB Bali Reyna Usman di kasus dugaan korupsi pengadaan sistem TKI di Kemnaker. (IDN Times/Amir Faisol)

Yogyakarta, IDN Times - Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kembali menyinggung masalah tambang di Indonesia yang dieksploitasi secara ugal-ugalan oleh pemerintah.

Cak Imin mengungkit Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan yang mau mengajaknya ke sejumlah daerah untuk mengecek hilirisasi tambang untuk mengadu data apakah benar antara manfaat dan bahayanya nggak seimbang.

"Saya hari-hari ini mau ketemu Pak Luhut. Katanya mau adu data. Mau adu data apakah benar jumlah tambang-tambang kita maslahat dan madaratnya nggak imbang," kata Cak Imin dalam orasinya saat berkampanye di Jogja, Senin (29/1/2024).

"Ngerti maslahat atau madarat ndak? Jangan-jangan opung nggak ngerti. Maslahat itu kemanfaatan, kemaslahatannya. Madarat itu bahayanya," imbuhnya.

1. Cak Imin sebut pemerintah terus eksploitasi nikel selama 10 tahun terakhir

ilustrasi hilirisasi nikel (dok. WALHI)

Setelah terpilih, Cak Imin menegaskan AMIN akan bertekad bahwa agenda pembangunan yang akan dilakukan bukan pembangunan yang akan menimbulkan dampak negatif kepada lingkungan.

Ia mencontohkan hampir 10 tahun terakhir ini, pemerintah terus mengeksploitasi sumber daya alam khususnya nikel. Dia mengatakan tambang nikel terus diambil sampai habis oleh pemerintah untuk diekspor.

"Nikel ini beberapa tahun terakhir ini dikelola habis-habisan. Dientek-entekke (dihabis-habisi). Sampe saking akehe (banyaknya) diekspor harganya, nikel ambles ambles," ujarnya.

2. Tambang nikel harus memberikan manfaat antargenerasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di