Cerita Diplomasi Perdagangan: Kopi Indonesia Disukai di Norwegia

Jakarta, IDN Times - Duta Besar RI untuk Norwegia, Todung Mulya Lubis, mengatakan salah satu tugasnya sebagai dubes adalah diplomasi ekonomi yang merupakan amanat dari Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo.
“Salah satu mandat dari Presiden Jokowi itu membawa sebanyak-banyaknya investasi dari Norwegia ke Indonesia,” kata Todung dalam acara Ngobrol Seru by IDN Times bersama Uni Lubis, Rabu (28/9/2022).
1. Hydropower mulai masuk ke Indonesia

Selama 4,5 tahun ditempatkan di Norwegia dan juga merangkap Islandia, Todung mengaku ia memfokuskan pada kerja sama investasi dari Norwegia dan Islandia, agar bisa masuk Indonesia.
“Kalau perdagangan kita defisit, susah. Makanya kita fokus di investasi. Yang masuk itu solar dan hydropower. Ini sudah masuk di beberapa negara ASEAN, nah bagian kecil masuk ke Indonesia,” ucap Todung.
Sayangnya, industri batubara di Indonesia masih merajai. Hal ini cukup membuat sulit hydropower memasuki pasar Indonesia.
“Masalahnya adalah industri energi di Indonesia, kita juga surplus, listriknya tapi basis batubara. Jadi kepentingan di balik ini semua cukup besar. Apa PLN bisa membebaskan diri dari kepentingan-kepentingan yang kuat itu, ini tantangannya,” kata Todung.
2. Perdagangan Norwegia-Indonesia juga masih merangkak

Sementara itu, jika berbicara soal perdagangan, tak banyak yang bisa diharapkan karena nilai perdagangan kedua negara juga defisit.
“Kita ekspor banyak, ada sawit, tambang, tekstil. Tapi Norwegia tidak dipandang oleh pengusaha Indonesia, karena pasarnya kecil, karena jaraknya jauh,” tutur Todung.
Todung mengakui bahwa ekspor Indonesia yang bagus adalah ke China dan India. Sementara, ekspor Indonesia masuk ke Norwegia harus melalui Belanda terlebih dahulu, misalnya kopi.
3. Cerita Todung soal indahnya Norwegia dan menggemari kopi Indonesia

Cukup lama tinggal di Oslo, Todung juga bercerita soal indahnya Norwegia, dan bagaimana kecintaan warganya terhadap kopi.
“Kopi Indonesia juga masuk ke sana. Saya coba kopi Mandailing itu, enak sekali. Mereka itu kalau minum kopi bisa lima gelas dalam sehari,” tuturnya.
Selain itu, dengan status negara yang dilabeli sebagai negara kaya, Todung mengatakan, kualitas hidup warganya pun sangat terjamin di sana.