Proses pembuatan minuman Coconud. (dok. Coconud)
Dwiki mengakui, bisnis minuman memiliki kompetisi yang sangat ketat. Bahkan, menurutnya di daerah asalnya yakni Bandung, hampir setiap bulan ada pembukaan gerai minuman baru. Namun, kata dia, khususnya untuk minuman olahan kelapa (coconut shake), peluangnya masih besar.
“Saya akhirnya berpikiran ini produk punya penetrasi yang cukup baik untuk di masyarakat dengan value selain juga enak, tapi juga menyehatkan,” kata Dwiki.
Sebelum membuka gerai pertama di Jatinangor, Dwiki mengembangkan produk minuman olahan kelapa bersama rekannya, dan juga melakukan sejumlah tes apakah minuman itu enak untuk dikonsumsi.
“Akhirnya ketemulah formulasi yang pas untuk lidah masyarakat Indonesia setelah saya validasi produk R&D ini ke kurang lebih sekitar 80-an orang lah, atau teman-teman saya lah, dan hampir 80 persen-nya itu bilang produknya sudah oke,” ucap Dwiki.
Meski sudah menemukan formula yang cocok untuk masyarakat Indonesia, Dwiki mengaku pihaknya masih gencar melakukan edukasi. Sebab, masih banyak masyarakat yang tak familiar dengan minuman berbasis kelapa yang diolah dengan blender.
“Dengan menjual value lebih dengan khasiat dari kelapanya sendiri. Maksudnya, khasiat kelapa itu sudah sangat banyak diketahui oleh banyak orang. Nah, saya mencoba mengolah kelapa ini untuk menjadi minuman yang lebih, yang lebih bisa dinikmati dengan cara yang berbeda,” tutur Dwiki.