Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-01 at 23.24.34.jpeg
Logo dari Sweet Sundae. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Omzet Sweet Sundae tembus Rp1 Miliar sejak jadi ikut pasok susu untuk program MBG

  • Sweet Sundae selektif sebelum menerima tawaran untuk suplai produk susu ke program MBG

  • Sweet Sundate sudah ekspor perdana ke UEA sebesar Rp439 juta

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Produsen susu dan produk olahan susu, Sweet Sundae mencatat peningkatan omzet yang signifikan hingga mencapai miliaran rupiah setelah terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Lonjakan omzet ini terjadi hanya dalam hitungan bulan sejak perusahaan ditunjuk sebagai pemasok program tersebut pada akhir Februari 2025.

Co-Founder Sweet Sundae, Yuki Rahmayanti mengungkapkan, permintaan dari program MBG sangat besar dan berada di luar perencanaan bisnis mereka sebelumnya. Di awal tahun, fokus utama perusahaan adalah mempersiapkan ekspor dan memperluas penjualan ke saluran Hotel, Restoran, Kafe, dan Katering (Horeca).

Namun, justru program MBG memberikan berkah tersendiri karena mereka dipercaya untuk memasok susu guna mendukung pelaksanaan program tersebut.

"Tahun kemarin kami sebenarnya tidak merencanakan untuk masuk ke program MBG karena ingin fokus pada persiapan ekspor dan sektor Horeca, yang saat ini sedang mengalami pertumbuhan,” ujarnya saat ditemui IDN Times, belum lama ini.

1. Omzet tembus Rp1 Miliar sejak jadi ikut pasok susu untuk program MBG

Co-Founder Sweet Sundae, Yuki Rahmayanti. (IDN Times/Triyan).

Yuki bercerita, mereka berhasil mencatat omzet lebih dari Rp1 miliar sejak resmi menjadi mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program MBG, yang dimulai pada 28 Februari 2025. Sweet Sundae memasok susu segar atau susu plain sebagai bagian dari kebutuhan penyediaan gizi harian di dapur-dapur MBG yang tersebar di berbagai wilayah.

Awalnya, Sweet Sundae hanya memasok untuk lima SPPG. Namun, pada minggu depan jumlah tersebut akan bertambah menjadi 13 SPPG. Saat ini, mereka melayani SPPG yang tersebar di wilayah Magelang, Mertoyudan, Pacitan, Purworejo, Cilacap, Kudus, Semarang, dan Yogyakarta.

“Susu mendominasi omzet kami, hampir Rp1 miliar per bulan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk produk es krim gelato, omzet yang diperoleh mencapai sekitar Rp500 juta per bulan. Total produksi susu dan produk olahannya kini mencapai sekitar 3 ton per hari.

2. Selektif sebelum menerima tawaran untuk suplai produk susu ke program MBG

Porduk es krim yang dibuat oleh Sweet Sundae. (IDN Times/Triyan).

Yuki menjelaskan, keterlibatan Sweet Sundae dalam program MBG bermula ketika pihak penyelenggara program mendatangi kantor mereka pada Februari 2025. Namun, ia menyebut sejak akhir 2024, sejumlah SPPG atau dapur MBG sebenarnya sudah lebih dahulu menghubungi Sweet Sundae untuk menjadi pemasok susu murni.

“Banyak SPPG yang mencari pemasok susu murni. Sumbernya memang banyak, seperti di Boyolali atau Yogyakarta, tapi banyak juga yang datang ke sini. Sekitar Desember itu, tamu yang datang ke kantor kami sangat banyak,” ungkapnya.

Meski permintaan tinggi, Sweet Sundae tidak langsung menerima semua tawaran yang masuk. Perusahaan tetap menerapkan proses seleksi ketat dalam memilih mitra, terutama karena kontrak kerja sama berlaku selama lima tahun, mengikuti masa jabatan Presiden Prabowo Subianto yang menggagas program MBG. Saat itu, Yuki memberikan syarat pembayaran secara tunai di muka, mengingat pernah terjadi keterlambatan pembayaran.

“Waktu Februari kemarin sempat terjadi kekacauan karena sistem pembayaran mereka masih menggunakan reimburse. Baru pada Maret mulai stabil. Jadi, kami mulai selektif dan tidak menerima semua tawaran. Kami minta pembayaran cash di muka,” ujar Yuki.

Di sisi lain, tim marketing Sweet Sundae juga memeriksa setiap SPPG yang mengajukan kerja sama, karena banyak yang ternyata merupakan perantara atau broker. Pihaknya pun mewajibkan adanya Letter of Intent (LOI).

“Kami minta mereka mengirimkan LOI terlebih dahulu. Setelah itu, kami membalas dengan surat penawaran. Jika disepakati, baru kami buat MOU kerja sama selama lima tahun,” ucap Yuki.

3. Sweet Sundate sudah ekspor perdana ke UEA sebesar Rp439 juta

Produk susu dari yang diproduksi oleh Sweet Sundae. (IDN Times/Triyan).

Yuki mengungkapkan, produk yang ditawarkan Sweet Sundae tidak hanya es krim, tetapi juga berbagai produk olahan susu sapi murni lainnya, seperti susu segar, gelato, mentega, unsalted butter, yoghurt, susu evaporasi, hingga kental manis.

Ia memastikan seluruh produk olahan mereka tidak dicampur air sama sekali, sehingga rasa susunya tetap murni tanpa campuran. Meski demikian, Yuki tak menampik banyak produk olahan susu di pasaran yang sudah dicampur air untuk menekan biaya produksi agar harga jual lebih murah.

Melihat pertumbuhan bisnis yang pesat, Sweet Sundae berencana memindahkan operasional ke pabrik manufaktur yang lebih besar di wilayah Sleman, Yogyakarta.

"Dulu kami mulai dari rumah ini. Usaha terus berkembang sampai akhirnya kami bangun produksi di belakang rumah. Tapi karena terus membesar, sekarang sudah tidak cukup lagi,” ujarnya.

Selain memperkuat pasar domestik, perusahaan juga terus mengembangkan pasar ekspor. Pada Juni 2025, Sweet Sundae telah mengirimkan ekspor perdana produk evaporated milk ke Uni Emirat Arab (UEA) senilai Rp439 juta.

"Saat ini porsi ekspor masih kecil, sekitar 20 persen, sementara 80 persen produksi masih untuk pasar domestik," tuturnya

4. Awal mula munculnya Sweet Sundae bertujuan untuk bantu peternak sapi perah

Porduk es krim yang dibuat oleh Sweet Sundae. (IDN Times/Triyan).

Yuki bercerita, cikal bakal Sweet Sundae Ice Cream dimulai pada 12 Februari 2008. Usaha ini didirikan dengan tujuan membantu para peternak sapi perah agar lebih sejahtera dan mampu menghasilkan susu berkualitas tinggi.

Saat itu, ia dan suaminya, Andromeda masih sama-sama menjadi asisten dosen di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM). Keduanya terlibat dalam program dosen yang bertujuan mendampingi para peternak sapi perah di kawasan Kaliurang, Sleman.

Awalnya, usaha ini belum menggunakan nama Sweet Sundae Ice Cream. Nama tersebut baru dipilih beberapa tahun kemudian, terinspirasi dari sebuah peristiwa penting dalam perjalanan usaha mereka.

Editorial Team