Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Chevron (unsplash.com/Doug Nealy)
Ilustrasi Chevron (unsplash.com/Doug Nealy)

Intinya sih...

  • Chevron Corporation PHK hampir 800 karyawan di Texas, bagian dari restrukturisasi global.
  • Pemangkasan fokus di Permian Basin AS untuk efisiensi biaya operasional sebesar 3 miliar dolar AS.
  • Situasi dipengaruhi ketidakpastian pasar energi dan kebijakan perdagangan, Chevron tetap percaya diri pada prospek jangka panjangnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Chevron Corporation, perusahaan minyak dan gas asal Amerika Serikat (AS), mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap hampir 800 karyawan di Texas pada Rabu (28/5/2025). Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi global untuk memangkas hingga 20 persen tenaga kerja secara global hingga akhir 2026.

Pemangkasan ini difokuskan pada operasi di Permian Basin, wilayah produksi utama Chevron di AS. Keputusan ini diambil di tengah tekanan pasar energi dan ketidakpastian kebijakan perdagangan yang memengaruhi strategi jangka panjang perusahaan.

1. Alasan di balik pemutusan kerja

Chevron menyebut PHK ini sebagai upaya menyederhanakan struktur organisasi dan meningkatkan efisiensi. Perusahaan menargetkan penghematan biaya operasional sebesar 3 miliar dolar AS (Rp48,9 triliun) sebagai respons terhadap kenaikan biaya produksi dan penundaan proyek.

“Kami mengambil langkah ini demi menjaga daya saing dalam lanskap energi yang terus berubah,” ujar juru bicara Chevron, dikutip dari Reuters.

Situasi ini juga dipengaruhi oleh ketidakpastian akuisisi Hess Corporation senilai 53 miliar dolar AS (Rp865 triliun), yang masih tertahan akibat sengketa arbitrase dengan Exxon Mobil dan CNOOC. Dilansir Bloomberg, Chevron kini memprioritaskan efisiensi di wilayah-wilayah inti seperti Permian Basin.

Tekanan tambahan datang dari potensi tarif baru yang diberlakukan pemerintahan Donald Trump. Chevron tengah menyusun strategi untuk mengurangi dampak dari kebijakan tersebut, yang berisiko menaikkan biaya dan menekan permintaan.

“Kami harus beradaptasi dengan dinamika pasar global,” kata seorang eksekutif Chevron.

2. Dampak pada karyawan dan komunitas lokal

PHK akan mulai berlaku Juni 2025 dan mencakup pekerja lapangan hingga staf administratif di Permian Basin. Bloomberg melaporkan bahwa Chevron telah mengajukan pemberitahuan resmi ke Texas Workforce Commission sesuai ketentuan WARN Act.

Chevron menyatakan akan memberikan dukungan berupa tunjangan kesehatan, program pelatihan, dan layanan transisi karier.

“Kami berkomitmen mendampingi karyawan melalui masa transisi ini,” ujar Henry Perea, Manajer Urusan Pemerintahan Chevron, dikutip dari Morningstar.

Sementara itu, komunitas lokal, khususnya di Midland, diperkirakan terdampak secara ekonomi. Reuters mencatat bahwa pengurangan tenaga kerja bisa memukul bisnis lokal yang bergantung pada aktivitas industri minyak. Analis memperingatkan bahwa langkah ini dapat memicu kekhawatiran mengenai stabilitas ekonomi kawasan.

 

3. Strategi Chevron ke depan

Chevron tetap percaya diri terhadap prospek jangka panjangnya. Perusahaan mengadopsi teknik triple-frac di Permian Basin untuk mempercepat produksi dan memangkas biaya. Metode ini memecah batuan di tiga sumur sekaligus, menghemat waktu dan sumber daya.

Di sisi lain, Chevron terus mencari peluang ekspansi global, meskipun menghadapi hambatan seperti pembatasan di Venezuela dan ketidakpastian akuisisi Hess.

“Kami fokus pada inovasi dan efisiensi untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin industri energi,” ujar Wakil Ketua Chevron, Mark Nelson, dikutip dari Newsweek.

Namun, para analis memperkirakan bahwa pengurangan tenaga kerja dan fokus pada efisiensi bisa berdampak pada produksi jangka pendek, yang berpotensi memengaruhi harga bahan bakar di AS. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team