Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh. (dok. KCIC)
Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh. (dok. KCIC)

Intinya sih...

  • Pemerintah China meminta publik pertimbangkan manfaat Whoosh

  • Whoosh memberi manfaat ekonomi dan sosial, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi

  • Danantara terus negosiasi restrukturisasi utang Whoosh, melibatkan Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah China buka suara soal permasalahan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam memfasilitasi pengoperasian Whoosh.

"Pemerintah kedua negara sangat mementingkan pengembangan proyek ini. Otoritas dan perusahaan yang berwenang dari kedua belah pihak telah menjalin koordinasi yang erat untuk memberikan dukungan yang kuat bagi pengoperasian kereta api yang aman dan stabil," ujar Guo dilansir Global Times, Jumat (24/10/2025).

1. Minta publik pertimbangkan manfaat Whoosh

Kereta Cepat Whoosh tiba di Stasiun Padalarang. (dok. KCIC)

Menanggapi soal persoalan restrukturisasi utang Whoosh yang diupayakan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Guo meminta semua pihak melihat manfaat dan imbal hasil Whoosh secara komprehensif.

Pemerintah China menilai proyek Whoosh berhasil, dan sudah mengangkut lebih dari 11 juta penumpang dalam dua tahun terakhir.

2. Pemerintah China sebut Whoosh beri manfaat ekonomi dan sosial

Loket pembelian tiket di Stasiun Kereta Cepat Whoosh. (dok. KCIC)

Selain itu, Guo menyatakan proyek Whoosh telah memberikan manfaat ekonomi dan sosialnya.

Proyek itu disebut menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur relnya.

3. Danantara terus negosiasi restrukturisasi utang Whoosh

Kepala Badan Pengelola (BP) BUMN, Dony Oskaria. (IDN Times/Triyan).

Sebagai informasi, total utang kereta cepat mencapai Rp120,38 triliun. Sebesar 75 persen modal proyek itu dibiayai oleh China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun.

Untuk membayar utang proyek tersebut, Danantara mengajukan bantuan dari pemerintah pusat agar bebannya dibagi dengan APBN.

Namun, Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa tak mau APBN digunakan untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Whoosh.

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan pemerintah akan membentuk tim khusus untuk penyelesaian proses restrukturisasi utang Whoosh. Tim itu akan melibatkan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan.

“Nanti akan ada tim, nanti dengan Pak Luhut. Kalau kami (Danantara) lebih ke sisi korporasi. Kami terus bernegosiasi,” ujar Dony di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Dia menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir soal utang kereta cepat karena keberadaan Whoosh telah memberikan banyak manfaat, terutama dalam sektor transportasi.

“Yang perlu dikomunikasikan kepada masyarakat, tidak perlu khawatir. Whoosh ini memberikan banyak manfaat, terutama di bidang transportasi,” ujar Dony.

Dony menjelaskan, saat ini Whoosh melayani sekitar 20 ribu hingga 30 ribu penumpang per hari. Ke depan, kualitas layanan Whoosh akan terus ditingkatkan.

“Untuk penyelesaian keuangan, menurut saya itu hanya salah satu opsi. Yang paling penting adalah masyarakat tahu bahwa secara operasional, KCIC sudah membukukan hasil positif,” ujar Dony.

Editorial Team