Danantara soal Restrukturisasi Utang Whoosh: Kami Terus Bernegosiasi

- Masyarakat diminta tidak khawatir terkait keberlanjutan Whoosh
- Sejumlah fokus dibahas dalam negosiasi lanjutan
Jakarta, IDN Times – Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menanggapi isu soal Indonesia dan China yang sepakat untuk merestrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh hingga 60 tahun.
Menurut Dony, akan dibentuk tim khusus untuk menyelesaikan proses restrukturisasi tersebut. Tim ini akan melibatkan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan.
“Nanti akan ada tim, nanti dengan Pak Luhut. Kalau kami (Danantara) lebih ke sisi korporasi. Kami terus bernegosiasi,” ujar Dony di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10/2025).
1. Masyarakat diminta tidak khawatir terkait keberlanjutan Whoosh

Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir soal utang kereta cepat karena keberadaan Whoosh telah memberikan banyak manfaat, terutama dalam sektor transportasi.
“Yang perlu dikomunikasikan kepada masyarakat, tidak perlu khawatir. Whoosh ini memberikan banyak manfaat, terutama di bidang transportasi,” ujar Dony.
Dia menjelaskan, saat ini Whoosh melayani sekitar 20 ribu hingga 30 ribu penumpang per hari. Ke depan, kualitas layanan Whoosh akan terus ditingkatkan.
“Untuk penyelesaian keuangan, menurut saya itu hanya salah satu opsi. Yang paling penting adalah masyarakat tahu bahwa secara operasional, KCIC sudah membukukan hasil positif,” ujar Dony.
2. Kinerja KCIC cukup positif

Dony menambahkan, secara kinerja operasional, KCIC juga dalam kondisi baik karena mencatatkan EBITDA yang positif.
“Jadi tidak perlu khawatir terhadap proses operasionalnya. EBITDA KCIC juga positif. Yang menjadi perhatian sekarang hanyalah masalah utang pembangunan masa lalu. Ini tentu sedang dicari opsi terbaiknya,” tuturnya.
3. Sejumlah fokus dibahas dalam negosiasi lanjutan

Dony menjelaskan tim negosiasi pemerintah dan Danantara akan berangkat ke China dalam waktu dekat untuk membahas lebih lanjut sejumlah aspek penting dari pinjaman tersebut.
“Tim negosiasinya ada dari pemerintah dan juga Danantara. Kami dari operator hanya memberikan data dan struktur yang paling ideal agar perusahaan tetap berkelanjutan,” kata dia.
Menurutnya, beberapa hal yang menjadi fokus dalam negosiasi meliputi jangka waktu pinjaman, tingkat suku bunga, serta penggunaan mata uang yang akan disepakati dalam skema pembiayaan tersebut.
“Ini menjadi poin utama negosiasi kami, berkaitan dengan jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan juga beberapa mata uang yang akan kita diskusikan dengan mereka,” ujar Dony.
4. Sejumlah opsi pembiayaan utang Whoosh masih dikaji

Terkait pembiayaan proyek, KCIC menegaskan pemerintah tengah mengkaji sejumlah opsi, termasuk kemungkinan restrukturisasi utang pembangunan.
“Kami tidak ingin terburu-buru memilih opsi A, B, atau C. Semua alternatif sedang dikaji, tentu masing-masing memiliki plus minus. Kami pastikan akan memilih yang terbaik,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan penggunaan dana APBN untuk membayar sebagian utang proyek, ia menilai hal itu masih terlalu dini untuk disimpulkan dan harus melihat berbagai opsi lainnya.
"Saya nggak tahu ya. Jadi coba lihat dari perspektif yang lebih luas dan belajar melihat bahwa ini perspektifnya adalah opsi-opsi. Tapi opsinya tentu diputuskan nanti oleh pemerintah. Bagaimana opsi yang terbaik," ucap Dony.