Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera China (pixabay.com/SW1994)
Bendera China (pixabay.com/SW1994)

Intinya sih...

  • Penghentian larangan ekspor logam penting bagi teknologi modern

  • Latar belakang ketegangan dan pertemuan pemimpin kedua negara

  • Dampak penangguhan larangan ekspor bagi kedua negara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - China mengumumkan penghentian sementara larangan ekspor logam dual-use ke Amerika Serikat (AS) yang meliputi gallium, germanium, dan antimony. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan perdagangan antara kedua negara.

Keputusan tersebut diumumkan oleh Kementerian Perdagangan China dan mulai berlaku pada Minggu (9/11/2025), hingga November 2026. Kebijakan ini dianggap sebagai sinyal positif menuju pembaruan hubungan dagang yang lebih stabil.

1. Penghentian larangan ekspor logam penting bagi teknologi modern

Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa larangan ekspor logam gallium, germanium, dan antimony yang diterapkan sejak Desember 2024 kini ditangguhkan sementara. Larangan tersebut sebelumnya membatasi ekspor bahan baku penting yang digunakan dalam teknologi tinggi serta memiliki aplikasi ganda baik sipil maupun militer.

"Pengecualian ini berlaku mulai hari ini sampai akhir November tahun depan," menurut pernyataan resmi Kementerian Perdagangan China, dilansir Channel News Asia.

Langkah ini dipandang sebagai upaya mengurangi ketegangan perdagangan yang sempat meningkat akibat sanksi dan pembalasan tarif antara China dan AS.

2. Latar belakang ketegangan dan pertemuan pemimpin kedua negara

Larangan ekspor pertama kali diterapkan pada Desember 2024, sebagai balasan terhadap pembatasan ekspor yang diberlakukan AS atas chip memori berkecepatan tinggi yang berdampak pada perusahaan teknologi China. Kebijakan ini menyebabkan pasokan logam langka yang sangat dibutuhkan industri semikonduktor di AS terganggu.

Pada Oktober 2025, Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden AS, Donald Trump, bertemu di Korea Selatan dan sepakat untuk mengurangi beberapa langkah pembalasan tersebut.

"Kami sepakat untuk mengurangi beberapa langkah yang menimbulkan gesekan perdagangan," kata juru bicara Gedung Putih setelah pertemuan itu, dilansir The New York Times.

3. Dampak penangguhan larangan ekspor bagi kedua negara

Keputusan penangguhan ini diprediksi dapat meringankan kerugian ekonomi AS, yang diperkirakan mencapai miliaran dolar AS, terutama sektor semikonduktor yang sangat bergantung pada logam langka ini. Menurut laporan dari US Geological Survey, larangan sebelumnya diperkirakan merugikan perekonomian AS hingga 3,4 miliar dolar AS (Rp56,7 triliun), pada Desember 2024.​

China, sebagai pemasok utama logam tersebut, yang menguasai hampir 60 persen produksi germanium dan 99 persen produksi gallium dunia, berpeluang menjaga hubungan dagang yang stabil dengan AS melalui penangguhan ini.

"Langkah ini adalah sinyal positif untuk meredakan hubungan yang tegang," kata seorang analis perdagangan internasional.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team