Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serikat Pekerja AS Kecam Kebijakan Trump Beri Kelonggaran Kapal China

pelabuhan
Pelabuhan (commons.m.wikimedia.org/Muhammad Ridwan Alimuddin)
Intinya sih...
  • Serikat pekerja AS menolak kebijakan Trump yang menangguhkan biaya pelabuhan untuk kapal China, mengancam industri galangan kapal domestik.
  • Pemerintahan Trump menangguhkan biaya pelabuhan untuk kapal China selama satu tahun demi meredakan ketegangan perdagangan dan membangun kembali industri galangan kapal AS.
  • Keputusan penangguhan biaya pelabuhan menyebabkan kekecewaan di kalangan serikat pekerja, namun disambut baik oleh industri pelayaran internasional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sekelompok serikat pekerja industri Amerika Serikat (AS) yang dipimpin United Steelworkers, mengkritik keputusan pemerintahan Trump yang menangguhkan biaya pelabuhan untuk kapal-kapal asal China. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari kesepakatan dagang antara AS dan China, dan dinilai dapat mengancam upaya kebangkitan industri galangan kapal domestik.

Kebijakan penangguhan ini diumumkan secara resmi setelah pertemuan bilateral antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan, dengan penekanan bahwa tarif dan biaya pelabuhan bagi kapal-kapal China akan dihentikan selama satu tahun mulai Senin (10/11/2025).

1. Serikat pekerja menyuarakan protes keras terhadap kebijakan Trump

United Steelworkers bersama sejumlah serikat buruh lain mengumumkan penolakan mereka terhadap keputusan Trump yang menangguhkan biaya pelabuhan untuk kapal asal China.

“Kami mendesak untuk mengambil langkah tegas memberlakukan penalti terhadap kapal yang dibangun mengikuti kebijakan Partai Komunis China, dan mengadopsi kebijakan yang menghidupkan kembali kapasitas dan tenaga kerja galangan kapal Amerika,” tulis serikat pekerja dalam surat terbuka, dilansir Bloomberg.

Mereka menyampaikan kekhawatiran penangguhan ini melemahkan posisi industri maritim AS di tengah dominasi global China.

Surat yang dikirimkan kepada Trump didasarkan pada temuan investigasi Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) yang mengungkap strategi sistematis pemerintah China menguasai industri pengapalan dunia melalui subsidi tak adil dan kebijakan ekspansif.

2. Rincian keputusan penangguhan biaya pelabuhan oleh pemerintahan Trump

Pemerintahan Trump mengumumkan penangguhan biaya pelabuhan untuk kapal milik, dibuat, atau dioperasikan oleh China sebagai bagian dari kesepakatan dagang dengan Presiden Xi Jinping. Keputusan ini diresmikan melalui keterangan USTR.

“AS akan menangguhkan selama satu tahun dimulai 10 November 2025, implementasi tindakan tarif yang diberlakukan sebelumnya," kata USTR, dilansir ​The Maritime Executive.

Kebijakan ini disebutkan bertujuan meredakan ketegangan perdagangan sekaligus memberi ruang negosiasi lebih lanjut mengenai isu penguasaan rantai pasok dan industri logistik oleh China.

“Kami berupaya membangun kembali industri galangan kapal AS,” kata Jamieson Greer, pejabat USTR, dilansir Dredge Wire.

Kesepakatan ini juga menyertakan komitmen bahwa China akan menangguhkan tindakan balasan mereka terhadap kapal AS untuk periode sama.

3. Dampak kebijakan bagi industri galangan kapal dan tenaga kerja AS

Keputusan penangguhan biaya pelabuhan menyebabkan kekecewaan di kalangan serikat pekerja karena dikhawatirkan memperkuat posisi China di sektor kapal global.

“Pemeriksaan komprehensif oleh pemerintah mengonfirmasi dugaan kami, dan pengumuman baru-baru ini adalah upaya serius untuk memulihkan kemampuan industri kapal AS," kata David McCall, Presiden United Steelworkers, dilansir The New York Times.

Sementara itu, kalangan industri pelayaran internasional umumnya menyambut baik keputusan tersebut, karena berpotensi menekan biaya operasional dan menstabilkan kepercayaan pasar global. Namun pihak serikat memperingatkan agar pemerintah tetap waspada dan segera mengambil kebijakan lanjutan demi perlindungan industri strategis.

“Kebijakan ini hanya penghentian sementara, dan kami mengharapkan langkah konkret selanjutnya dalam negosiasi perdagangan,” ungkap seorang analis dari High-Trend International Group.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Tarif Baru Impor Beras Filipina Disesuaikan Berdasarkan Harga Global

10 Nov 2025, 19:32 WIBBusiness