Jakarta, IDN Times - Otoritas dunia maya China merilis rancangan peraturan baru untuk mengawasi layanan akal imitasi (AI) yang dirancang meniru kepribadian manusia dan mampu berinteraksi secara emosional dengan pengguna. Langkah ini mencerminkan komitmen Beijing dalam mengendalikan pesatnya perkembangan teknologi AI konsumen melalui penerapan standar keamanan, etika, dan perlindungan psikologis bagi masyarakat.
Rancangan aturan tersebut dibuka untuk konsultasi publik dan akan berlaku bagi berbagai layanan AI yang digunakan secara luas, termasuk sistem komunikasi berbasis teks, gambar, audio, hingga video. Otoritas menyatakan bahwa peraturan ini bertujuan mencegah penyalahgunaan teknologi serta dampak negatif terhadap perilaku pengguna, namun tetap memberi ruang bagi inovasi di sektor strategis seperti teknologi digital dan ekonomi berbasis AI.
