Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Kenakan Bea Masuk hingga 42,7 Persen pada Produk Susu Uni Eropa

China Kenakan Bea Masuk hingga 42,7 Persen pada Produk Susu Uni Eropa
Bendera China (pixabay.com/SW1994)
Intinya sih...
  • China memberlakukan tarif sementara hingga 42,7 persen pada produk susu impor dari Uni Eropa
  • Kementerian Perdagangan China meluncurkan penyelidikan atas permintaan Asosiasi Susu China terhadap subsidi yang diberikan Uni Eropa
  • Sekitar 60 perusahaan Eropa terdampak tarif susu sementara China, dianggap sebagai balasan atas tarif Uni Eropa terhadap kendaraan listrik asal China
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah China pada Senin (22/12/2025) mengumumkan penerapan tarif sementara terhadap produk susu impor dari Uni Eropa. Kebijakan ini, yang mulai berlaku pada Selasa (23/12), merupakan bagian dari tahap awal penyelidikan anti-subsidi yang sedang dilakukan Beijing.

Tarif sementara tersebut diberlakukan untuk berbagai produk susu dan keju asal Eropa, dengan besaran mencapai hingga 42,7 persen. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan Uni Eropa, terutama terkait perselisihan tarif pada sektor kendaraan listrik.

1. China kenakan tarif sementara pada produk susu impor dari Uni Eropa

Kementerian Perdagangan China meluncurkan penyelidikan pada Agustus 2024 atas permintaan Asosiasi Susu China. Berdasarkan temuan awal, pemerintah menilai subsidi yang diberikan Uni Eropa melalui Kebijakan Pertanian Bersama (Common Agricultural Policy/CAP) telah menyebabkan kerugian material bagi industri susu domestik China.

"Bukti awal menunjukkan bahwa produk susu impor dari Uni Eropa mendapat subsidi, sehingga menimbulkan kerusakan material bagi industri susu domestik China," menurut pernyataan Kementerian Perdagangan China, dikutip CGTN.​

Sebagai tindak lanjut, China memberlakukan tarif sementara antara 21,9 persen hingga 42,7 persen terhadap produk susu dari Uni Eropa, dengan sebagian besar perusahaan dikenai tarif sekitar 30 persen. Penyelidikan ini mencakup periode 2020 hingga 2024 dan meliputi berbagai produk, seperti keju segar, keju olahan, serta keju biru jenis Roquefort.

2. Sekitar 60 perusahaan Eropa terdampak tarif susu sementara China

Produk yang dikenakan tarif sementara mencakup keju segar, keju olahan, keju biru seperti Roquefort, serta susu dan krim dengan kandungan lemak lebih dari 10 persen. Sekitar 60 perusahaan asal Eropa terdampak oleh kebijakan ini, termasuk Arla Foods, produsen terkenal dengan merek Lurpak dan Castello.

Tarif untuk Arla Foods ditetapkan antara 28,6 persen hingga 29,7 persen, berdasarkan tingkat subsidi ad valorem. Kebijakan ini diperkirakan dapat mengganggu ekspor produk olahan susu Eropa yang bernilai miliaran euro ke pasar China.

3. Penyelidikan China dianggap balasan atas tarif Uni Eropa terhadap kendaraan listrik

Penyelidikan terhadap produk susu Uni Eropa ini dipandang sebagai langkah balasan China atas kebijakan tarif Uni Eropa terhadap kendaraan listrik asal China, yang mencapai hingga 45,3 persen sejak 2024. Selain produk susu, Beijing juga melakukan penyelidikan terhadap impor brandy dan daging babi dari Eropa sebagai bentuk respons serupa terhadap kebijakan perdagangan tersebut.

Uni Eropa mengkritik tindakan China sebagai langkah yang tidak proporsional, sementara pemerintah China menegaskan kebijakan ini bertujuan melindungi industri domestik dari praktik subsidi yang dianggap merugikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

CEK FAKTA: Benarkah Tiket Kereta Bandara Hanya Rp50 Ribu?

23 Des 2025, 01:13 WIBBusiness