Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Tunda Pengenaan Tarif Impor Chip China, Berlaku Mulai 2027

Ilustrasi Bendera AS (freepik.com/wirestock)
Ilustrasi Bendera AS (freepik.com/wirestock)
Intinya sih...
  • AS tindaklanjuti hasil penyelidikan dagang terhadap industri chip China.
  • AS tetapkan jadwal penerapan tarif tambahan chip China mulai Juni 2027.
  • China belum menanggapi rencana tarif chip AS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif baru terhadap impor semikonduktor asal China pada Selasa (23/12/2025). Namun, penerapan kebijakan tersebut baru akan berlaku penuh pada Juni 2027 mendatang.

Kebijakan ini merupakan hasil dari investigasi perdagangan selama satu tahun yang menyimpulkan bahwa kebijakan industri chip China dinilai merugikan pelaku usaha semikonduktor di AS. Laporan investigasi menyebut ekspansi besar-besaran produsen chip China telah menekan persaingan dan membatasi akses pasar bagi perusahaan teknologi Amerika.

1. AS tindaklanjuti hasil penyelidikan dagang terhadap industri chip China

ilustrasi semikonduktor (unsplash.com/Vishnu Mohanan)
ilustrasi semikonduktor (unsplash.com/Vishnu Mohanan)

Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) menyatakan bahwa keputusan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memberlakukan tarif baru terhadap impor semikonduktor dari China merupakan tindak lanjut dari penyelidikan “Section 301” berdasarkan Undang-Undang Perdagangan 1974. Penyelidikan tersebut menilai adanya praktik dagang tidak adil yang dilakukan China di sektor semikonduktor.

Menurut USTR, investigasi yang berlangsung selama satu tahun berfokus pada ekspansi besar-besaran kapasitas industri chip China yang didukung secara penuh oleh pemerintah negaranya. Laporan hasil penyelidikan menyimpulkan bahwa kebijakan tersebut memberikan dampak negatif bagi pelaku industri di AS serta menciptakan ketidakseimbangan dalam perdagangan global.

“Penargetan industri semikonduktor oleh China untuk mencapai dominasi global dinilai tidak wajar dan membebani perdagangan AS, sehingga layak dikenai tindakan balasan,” demikian pernyataan resmi USTR, dilansir Channel News Asia.

Langkah ini juga disebut sebagai kelanjutan dari kebijakan yang dirintis pada akhir masa pemerintahan Presiden Joe Biden. Pada Desember 2024, Biden meluncurkan penyelidikan khusus terhadap produksi chip berteknologi lama atau legacy chips asal China, dengan tujuan melindungi produsen chip di AS dan negara sekutu dari banjir pasokan akibat ekspansi besar-besaran yang disubsidi Beijing.

“Penyelidikan ini bertujuan melindungi produsen semikonduktor Amerika dan mitra internasionalnya dari kelebihan kapasitas yang didorong subsidi besar pemerintah China,” ujar Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai.

2. AS tetapkan jadwal penerapan tarif tambahan chip China mulai Juni 2027

ilustrasi bendera China dan AS
ilustrasi bendera China dan AS (pexels.com/Karola G)

USTR dalam pengumuman terbarunya menjelaskan bahwa tarif tambahan terhadap impor semikonduktor dari China akan mulai diberlakukan pada Juni 2027. Ketentuan mengenai besaran tarif baru tersebut akan diumumkan paling lambat 30 hari sebelum penerapan resmi.

Selama 18 bulan pertama sejak kebijakan diberlakukan, tarif tambahan itu akan tetap berada di tingkat nol persen. Besaran ini berada di atas tarif eksisting yang sudah mencapai 50 persen terhadap semikonduktor asal China sejak Januari 2025. Angka tersebut merupakan hasil penggandaan tarif oleh pemerintahan Presiden Joe Biden berdasarkan penyelidikan Section 301 terpisah pada periode sebelumnya.

Dengan demikian, tarif impor chip China akan terdiri dari dua lapisan, tarif dasar yang telah diberlakukan sejak era Biden, serta tambahan tarif baru yang akan mulai naik secara bertahap setelah pertengahan 2027. USTR menilai masa jeda ini penting untuk memberikan ruang penyesuaian bagi industri dalam negeri sekaligus mendukung kestabilan rantai pasok global.

Penundaan penerapan tarif penuh juga dipandang sebagai strategi politik yang memungkinkan Washington mempertahankan tekanan terhadap Beijing tanpa menimbulkan guncangan langsung terhadap pasar elektronik dunia.

Seorang analis perdagangan menilai langkah tersebut sebagai strategi seimbang untuk menjaga kepentingan ekonomi sekaligus menunjukkan sikap tegas terhadap praktik dagang China.

“Kebijakan ini membuat Beijing tetap berada di bawah tekanan, namun menghindari guncangan mendadak terhadap rantai pasok elektronik global,” katanya, dilansir South China Morning Post.

3. China belum menanggapi rencana tarif chip AS

Presiden Donald Trump
Presiden Donald Trump (x.com/@WhiteHouse)

Fokus utama dari investigasi pemerintah AS terhadap industri semikonduktor China adalah chip non-advanced atau legacy chips yang diproduksi di China. Jenis chip ini digunakan luas dalam berbagai produk konsumsi, termasuk kendaraan, peralatan rumah tangga, dan perangkat medis.

Melansir Kyodo News, USTR menjelaskan bahwa ketergantungan tinggi AS terhadap pasokan chip lama dari China menimbulkan potensi risiko bagi sejumlah sektor penting nasional. Di antaranya sektor otomotif, kesehatan, serta pertahanan, yang sangat bergantung pada ketersediaan komponen tersebut.

Sementara itu, Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan tanggapan atas rencana kebijakan tarif baru tersebut. Namun, dalam berbagai pernyataan sebelumnya, pejabat pemerintah dan media resmi China kerap menuduh AS melakukan politisasi isu perdagangan serta menggunakan alasan keamanan nasional untuk membatasi kemajuan industri teknologi Beijing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Orang Terkaya Afrika Dorong Nigeria Jadi Pusat Manufaktur Afrika

25 Des 2025, 19:17 WIBBusiness