Ilustrasi pemudik.(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Rupiah yang loyo pada hari pertama perdagangan selepas Lebaran dipengaruhi oleh perkembangan kasus COVID-19 dalam negeri. Banyak yang memprediksi bahwa akan ada lonjakan kasus COVID-19 meskipun saat ini angkanya masih melandai.
Hal itu tak terlepas dari arus mudik dan arus balik yang terjadi selama momen Idul Fitri.
"Minggu ini ada gelombang arus balik. Banyak yang khawatir jika masyarakat yang nekad mudik hanya akan menjadi super spreader. Ini bahaya! Jika berkaca pada India, keteledoran harus dibayar dengan mahal. Singapura, Thailand sudah lockdown selama satu bulan ke depan, Malaysia dilakukan lockdown antara kabupaten," jelas Ibrahim.
Tak heran jika kemudian para pelaku pasar khawatir arus mudik dan arus balik bakal jadi momok menakutkan bagi kondisi perekonomian dan pasar dalam negeri.
"Terlalu dini apabila pemerintah melakukan pelonggaran pengetatan dan ini bisa berakibat fatal. Serangan kedua wabah COVID-19 empat kali lebih mengerikan dibandingkan dengan gelombang pertama," imbuh Ibrahim.
Adapun, untuk perdagangan esok hari atau Selasa (18/5/2021), Ibrahim memprediksi rupiah dibuka dan ditutup dalam rentang Rp14.270-Rp14.330 per dolar AS.