Resep Jitu Dirut BRI Hadapi Pandemik

BRI optimis dengan fundamental Indonesia

Jakarta, IDN Times - FORTUNE Indonesia Summit merupakan platform yang melibatkan multi-stakeholder serta business person paling berpengaruh di Indonesia. Berlokasi di The Westin Jakarta, acara ini diadakan selama 2 hari, yaitu 18-19 Mei 2022 pukul 09.00-18.00 WIB.

Dalam acara kali ini, Sunarso selaku Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) hadir bersama dengan Purbaya Yudhi Sadewa selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam sesi talkshow yang dimoderatori langsung oleh Editor In Chief FORTUNE Indonesia, Hendra Soeprajitno.

1. Dirut BRI hadir menjadi narasumber di FORTUNE Indonesia Summit 2022

Resep Jitu Dirut BRI Hadapi PandemikSunarso, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (IDN Times/Herka Yanis)

Acara FORTUNE Indonesia Summit 2022 mengangkat tiga tema besar yang dinilai dapat memberikan insight penting bagi ekosistem bisnis di Indonesia, yaitu impact, sustainability, dan growth. Topik yang diangkat pun sangat beragam, mulai dari market, business, finance, tech, leadership, hingga sustainability. Seluruhnya dirangkum dalam belasan sesi talkshow serta puluhan pembicara inspiratif.

Salah satunya, Sunarso selaku Direktur Utama BRI yang hadir sebagai narasumber dalam sesi “If You Can’t Measure It, You Can’t Improve It” pada hari Rabu (18/05) di The Westin, Jakarta. Sebagai informasi pada tahun 2020, BRI menempati urutan 4 dari 100 perusahaan terbesar di Indonesia versi Fortune Indonesia berdasarkan revenue. Dan prestasi tersebut pastinya akan terus berlanjut.

Baca Juga: BRI Apresiasi Nasabah Hadirkan BRI Client Summit 2022

2. Direktur Utama BRI Sunarso optimis fundamental Indonesia kuat dan solid

Resep Jitu Dirut BRI Hadapi PandemikFORTUNE Indonesia Summit 2022 di The Westin Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Direktur Utama BRI Sunarso menilai situasi ketidakpastian global disebabkan oleh tingginya angka inflasi di beberapa negara maju. Contohnya seperti Amerika Serikat saat ini angka inflasinya mencapai 8,3 persen, sedangkan Turki saat ini nyaris menyentuh 70 persen.

Ketidakpastian ekonomi global, kata dia menjadi tantangan. Namun dengan kondisi lonjakan harga komoditas menjadi katalis positif bagi perekonomian domestik. “Tantangan itu menurut saya akan kalah dengan situasi di domestik kita yang sangat baik. Saya bisa katakan saya bukan ahli ekonomi seperti Pak Purbaya (Kepala LPS) tapi fundamental kita kuat dan solid,” paparnya.

3. Tidak perlu khawatir berlebihan soal inflasi, cadangan devisa Indonesia cukup

Resep Jitu Dirut BRI Hadapi PandemikSunarso, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (IDN Times/Herka Yanis)

Sunarso memaparkan dengan cadangan devisa Indonesia US$135,7 miliar, Indonesia akan mempunyai bantalan. Selain itu, kenaikan inflasi di Indonesia tidak menjadi masalah, sepanjang tidak menimbulkan pengangguran. “Sepanjang inflasi itu tidak menimbulkan pengguran saya juga punya simulasi, kalau inflasi seperti itu maka GDP growth 5,4 persen,” ujarnya.

Dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen menurut dia, akan mudah dicapai. Ada beberapa indikator yang memperkuat kondisi perekonomian domestik. Jadi, menurut Sunarso, tak perlu khawatir berlebihan dengan situasi global, namun tetap waspada.

Dia mengatakan, likuiditas permodalan dari perbankan masih sangat kuat. Sehingga ia sangat optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Meski situasi global gitu, kondisi ekonomi kita secara keseluruhan sangat solid dan kuat,” ujarnya.

4. Kinerja BRI di kuartal I tahun 2022 mencetak laba sebesar 12,2 triliun

Resep Jitu Dirut BRI Hadapi PandemikFORTUNE Indonesia Summit 2022 di The Westin Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Pada sesi FORTUNE Indonesia Summit 2022, Sunarno menyampaikan tentang laba BRI di periode kuartal I tahun 2022 sebesar Rp12,2 triliun. Hal ini didorong oleh pemulihan kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai kontributor utama bisnis perseroan.

Kinerja positif tersebut juga diikuti pertumbuhan aset sebesar 8,99 persen year on year menjadi Rp1.650,28 triliun. Penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.075,93 triliun atau tumbuh 7,43 persen year on year, lebih tinggi dari pertumbuhan penyaluran kredit oleh industri perbankan nasional yang sebesar 6,65 persen year on year. (WEB)

Baca Juga: Hadapi Digitalisasi, BRI Optimalkan Peran Penyuluh Digital

Topik:

  • Cynthia Kirana Dewi

Berita Terkini Lainnya