Omzet: Pengertian, Faktor Turunnya Omzet dan Cara Menghitungnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Istilah omzet sudah tidak asing lagi dalam dunia bisnis. Omzet ini dapat digunakan sebagai pengukur kinerja suatu bisnis. Selain itu, dengan mengetahui omzet suatu perusahaan, kita bisa mengira-ngira besarnya skala bisnis dari perusahaan tersebut.
Omzet sendiri berbeda dengan profit, lho. Meskipun keduanya berhubungan dalam bisnis, keduanya tidak bisa disamakan.
Nah, berikut ini akan dijelaskan lebih dalam mengenai omzet. Ada pula perbedaan omzet dengan profit. Simak selengkapnya di sini, ya!
Baca Juga: Siap-Siap Omzet Bisnis Naik, Kalau Kamu Terapkan 5 Hal Ini
1. Pengertian omzet
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa omzet merupakan uang hasil penjualan barang tertentu selama suatu masa jual. Omzet juga dikelas dengan pendapatan kotor atau revenue.
Dikatakan pendapatan kotor karena omzet sendiri merupakan pendapatan perusahaan yang masih belum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Angka omzet ini sendiri penting di dalam bisnis karena dapat menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
Di dalam dunia investasi, besaran omzet juga diperlukan untuk menilai kinerja dan kelayakan suatu perusahaan. Biasanya, besaran omzet sudah terangkum dalam portofolio omzet.
2. Faktor internal yang menyebabkan turunnya omzet
Tentunya di dalam bisnis tidak lah selalu untung. Akan ada masa di mana omzet perusahaan akan mengalami penurunan. Menurunnya omzet perusahaan bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal sendiri biasanya disebabkan oleh perusahaan itu sendiri. Berikut beberapa faktor internal yang menyebabkan turunnnya omzet suatu perusahaan:
- Kualitas produk menurun
Kualitas produk yang menurun dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen. Dengan begitu, konsumen akan berpaling dari produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
- Stok atau persediaan barang yang sering kosong
Persediaan barang yang sering kosong akan menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman. Tentunya ini akan membuat konsumen menjadi tidak nyaman, sehingga stok kosong juga dapat menjadi salah satu faktor menurunnya omzet.
- Pelayanan yang tidak memuaskan atau jelek
Sebelum konsumen memberi produk atau jasa dari suatu perusahaan, biasanya konsumen akan bersinggungan langsung dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Mulai dari keramahan customer service, kenyamanan tempat berjualan, dan lain-lain.
Saat suatu perusahaan tidak dapat memberikan pelayanan yang baik pada konsumen, tentunya ini akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Sehingga, perusahaan perlu memberikan pelayanan terbaik untuk mempertahankan ataupun meningkatkan omzet.
- Kegiatan salesman menurun
Kegiatan pemasaran yang menurun juga akan memberikan efek langsung pada perusahaan.
- Penurunan komisi penjualan yang diberikan perusahaan
Kebijakan untuk menurunkan komisi penjualan yang di berikan kepada penyalur dapat menyebabkan omzet penjualan menjadi turun.
- Menetapkan harga jual yang tinggi
Apabila suatu perusahaan menetapkan harga penjualan yang tinggi, namun tidak disertai dengan sesuatu yang unik dari produk tersebut, dapat menyebabkan penjualan menjadi turun. Omzet pun akan ikut menurun.
Baca Juga: Pasar Oligopoli: Pengertian, Jenis, dan Ciri-cirinya
3. Faktor eksternal yang menyebabkan turunnya omzet
Setelah mengetahui faktor internal, akan disebutkan juga beberapa faktor eksternal yang menjadi penyebab turunnya omzet suatu perusahaan.
Editor’s picks
Faktor eksternal ini merupakan faktor yang berasal dari luar yang tidak bisa dikontrol oleh perusahaan. Berikut beberapa di antaranya:
- Terjadi perubahan pada selera konsumen
Selera konsumen dapat berubah sewaktu-waktu. Tidak hanya pada barang-barang mode, tetapi juga pada barang atau jasa lainnya.
- Munculnya kompetitor baru
Adanya pesaing baru menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan. Banyaknya kompetitor akan membuat konsumen tidak hanya membandingkan kualitas produk saja, melainkan juga pelayanan, harga, dan lain-lain.
- Perubahan baru dalam kebijakan pemerintah
Kebijakan baru yang diberikan oleh pemerintah dapat menyebabkan keuntungan ataupun kerugian pada perusahaan.
- Faktor psikologis
Persaingan dalam dunia bisnis terkadang memang tidak lah mudah. Tak jarang juga perusahaan-perusahaan pesaing akan menggunakan cara yang kurang baik dalam bersaing.
Menggunakan cara-cara yang tidak baik seperti menggunakan rumor, akan membuat konsumen mengalami gejolak psikologis. Sehingga, bisa saja terjadi penurunan omzet.
- Muncul barang pengganti
Tak dipungkiri bahwa konsumen akan selalu mencari barang pengganti yang memiliki opsi harga yang lebih murah. Dalam hal ini, perusahaan harus menggunakan strategi yang cukup efektif dalam mempertahankan usaha.
4. Perbedaan omzet dan profit
Dikatakan pada bagian awal artikel bahwa omzet dan profit merupakan dua hal yang berbeda. Apa saja perbedaannya? Berikut penjelasannya.
1. Perbedaan posisi pada penulisan laporan laba rugi perusahaan
Omzet biasanya ditempatkan pada baris paling atas dari laporan laba rugi. Hal ini karena omzet masih harus dikurangi dengan biaya operasional maupun piutang.
Namun, profit ditempatkan pada baris paling akhir. Di mana nilai profit tidak perlu dikurangi dengan nilai apapun.
2. Cara hitungnya yang berbeda
Untuk menghitung omzet perusahaan, kamu hanya perlu menghitung semua pendapatan dari sebuah perusahaan. Namun, untuk menghitung profit, kamu perlu menghitung semua pendapatan dan kemudian menguranginya dengan harga pokok penjalan (HPP).
3. Memiliki manfaat yang berbeda
Dari penjelasan sebelumnya, kamu pasti sudah mengetahui bahwa omzet ditujukan untuk menentukan skala bisnis dan juga keefektifan perusahaan dalam mengelola produk untuk mendapatkan pendapatan. Tak seperti omzet, profit digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan atau menghasilkan keuntungan.
5. Cara menghitung omzet
Dalam menghitung omzet penjualan, hal pertama yang harus kamu ketahui adalah total produk yang terjual beserta harga jual. Selanjutnya, kamu hanya perlu mengalikan total penjualan produk dengan harganya. Berikut contohnya:
Omzet = total produk terjual x harga jual
Contoh:
Dalam 1 bulan kamu berhasil menjual 50 unit dengan harga Rp100.000 per unit, maka omzet kamu dalam satu bulan adalah Rp100.000 x 50 unit = Rp5.000.000.
Baca Juga: 8 Perbedaan Saham dan Obligasi, Wajib Tahu Sebelum Investasi
Bagaimana, sudah paham kan, arti omzet dan perbedaannya dengan profit? Pada dasarnya omzet digunakan untuk mengetahui pendapatan yang bisa dihasilkan oleh sebuah perusahaan.