ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Tiga hari kemudian, kebakaran kembali terjadi di Kilang PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Kilang minyak tersebut dilaporkan terbakar pada Senin (29/3/2021) dini hari. Asap sempat membumbung tinggi selama lima jam di kilang tersebut.
Sebanyak lima orang dilaporkan mengalami luka berat dan 15 orang lainnya mengalami luka ringan usai terjadi ledakan di kilang minyak Balongan Indramayu. Para korban yang mengalami luka-luka tersebut karena rumahnya dekat dengan lokasi kejadian. Selain itu, ada juga yang sedang melintasi jalan ketika terjadi kebakaran.
PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero) dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non-BBM dan Petrokimia.
Kilang ini beroperasi sejak tahun 1994 di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ±200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau.
Keberadaan RU VI Balongan sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan nasional. Sebagai kilang yang relatif baru dan telah menerapkan teknologi terkini, Pertamina RU VI mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Dengan produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene, Pertamina RU VI mempunyai kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara.
Selain itu RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.