Utang ke luar negeri memang diperlukan dalam pembangunan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Tak hanya Indonesia, ada Jepang, China, dan Korea Selatan yang menggunakan utangnya untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
Sayangnya, untuk saat ini, pemerintah terlalu mengobral utang dalam bentuk surat berharga negara (SBN). Tidakan tersebut bisa mengakibatkan pemerintah tidak dapat mengendalikan pergerakan pasar.
"Saran saya, lebih baik perbanyak utang dengan bank dunia, seperti ADB, Jepang, jaminananya lebih efektif. Tapi kita gak bisa merdeka, gak bisa suka-suka pakai anggaran, gak bisa cawe-cawe," kata Ekonom senior Institute for Development for Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri, di kantornya, Rabu (21/3).
Selain itu, ternyata pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak beranjak dari lima persen. Menurut Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, mengatakan efektivitas utang untuk meningkatkan produktivitas perekonomian tak kunjung terlihat sampai sekarang. Setidaknya, harus ada sektor yang produktivitas yang meningkat sebagai nilai tambah, tenaga kerja, dan sebagainya.