Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dana Rp200 T Terserap 84 Persen, Diharapkan Kerek Ekonomi Siginifikan
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu. (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Dana Rp167,6 triliun disalurkan ke UMKM dan sektor riil

  • Penyaluran cepat didorong oleh biaya dana rendah bagi perbankan

  • Dampaknya terhadap DPK dan kredit, menurunkan bunga DPK di beberapa bank

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, realisasi penempatan dana di perbankan telah mencapai Rp167,6 triliun, atau 84 persen dari total dana sebesar Rp200 triliun yang dikucurkan sejak September 2025. Kecepatan penyaluran ini diperkirakan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025.

"Data per 22 Oktober menunjukkan sekitar lima minggu setelah penempatan, perbankan telah menyalurkan Rp167,6 triliun, atau 84 persen dari total dana yang ditempatkan," ujar Febrio dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI, Senin (17/11/2025).

1. Dana diberikan kepada UMKM dan genjot sektor rill

Ilustrasi UMKM (IDN Times/Aditya Pratama)

Febrio menjelaskan, dana tersebut disalurkan kepada masyarakat dan pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), sehingga mendorong sektor konsumsi dan investasi. Penyaluran yang cepat ini diharapkan memberikan dampak berganda terhadap sektor riil, meningkatkan aktivitas ekonomi, memperkuat daya beli masyarakat, dan mendorong keberlanjutan usaha di berbagai sektor.

"Dana sebesar Rp200 triliun ini diharapkan menciptakan pertumbuhan ekonomi jangka pendek yang signifikan. Kinerja investasi dan konsumsi mulai meningkat sehingga sektor riil bergerak, didukung sektor perbankan yang dapat menyalurkan kredit lebih cepat karena biaya dana yang lebih rendah," ujar Febrio.

2. Faktor pendorong penyaluran dana berlangsung cepat

Infografis daftar Bank yang dapat suntikan Rp 200 Triliun. (IDN Time/Mohamad Rakan)

Ia menjelaskan, salah satu faktor utama percepatan penyaluran adalah biaya dana yang rendah bagi perbankan. Pemerintah menempatkan dana dengan suku bunga 3,8 persen, sejalan dengan bunga penempatan Bank Indonesia (BI), atau sekitar 80 persen dari suku bunga kebijakan.

Kondisi ini mendorong perbankan lebih agresif menyalurkan kredit karena dapat menawarkan suku bunga kredit yang lebih kompetitif.

"Dengan bunga yang sama ditempatkan di perbankan, cost of fund perbankan menjadi lebih rendah. Akhirnya, mereka menyalurkan dana lebih cepat karena biaya dana yang lebih murah," ujar Febrio.

3. Dampak terhadap DPK dan kredit

ilustrasi rupiah (Unsplash/Mufid Majnun)

Selain mempercepat penyaluran kredit, dana penempatan pemerintah berdampak pada penurunan bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) di beberapa bank, terutama Himbara dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Penurunan DPK ini diharapkan mendorong penurunan suku bunga kredit secara bertahap, sehingga permintaan kredit meningkat dan sektor usaha terdorong untuk berkembang.

"Setelah Rp200 triliun ditempatkan dengan bunga 3,8 persen, perbankan khususnya Himbara dan BSI menurunkan bunga DPK-nya secara signifikan. Pada gilirannya, hal ini mulai menurunkan suku bunga kredit sejak September, meski penurunannya masih bertahap," ungkap Febrio.

Editorial Team